REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini berada di peringkat ketiga dalam daftar wali kota terbaik dunia 2014 versi World Mayor Prize (WMP). Risma, sapaan sang wali kota, berada di bawah Walikota Calgary (Kanada) Naheed Nenshi yang berhasil meraih peringkat pertama dan Walikota Ghent (Belgia) Daniel Termont pada posisi kedua.
Pengumuman daftar wali kota terbaik dunia 2014 versi lembaga nirlaba World Mayor Prize diumumkan kepada publik melalui laman www.worldmayor.com. Seperti termuat di laman tersebut, Wali Kota Risma mengungguli sederet kepala daerah negara lain, yakni Carloz Oscariz (Walikota Sucre, Venezuela), Jed Patrick Mabilog (Walikota Iloilo City, Filipina), Albrecht Schroter (Walikota Jena, Jerman), dan Annise Parker, (Walikota Houston, AS).
Selain itu, Risma juga mengungguli Yiannis Boutaris (Walikota Thessaloniki, Yunani), Giusy Nicolini (Walikota Lampedusa, Italia) serta Aziz Kocaoglu (Walikota Izmir, Turki).
Dalam situs resminya, WMP menyampaikan, Risma dikenal sebagai figur energik yang antusias mempromosikan kebijakan sosial, ekonomi dan lingkungan secara nasional maupun internasional. Walikota perempuan pertama di Surabaya ini juga dinilai berhasil memanfaatkan lahan tak terawat dan mengubahnya menjadi taman kota yang asri.
Kerja nyata Risma untuk Surabaya, salah satunya memang terasa dari fasilitas-fasilitas taman yang dia buat. Saat ini terdapat sebelas taman kota berskala besar dengan berbagai tema. Serta puluhan taman lainnya yang tiap hari dimanfaatkan sebagai sarana rekreasi warga. Taman-taman tersebut dilengkapi dengan jaringan internet nirkabel, taman bacaan, serta sejumlah fasilitas lainnya.
Perhatian Risma terhadap sektor kesehatan dan pendidikan juga diapresiasi WMP. Penyelenggaraan kesehatan gratis serta peningkatan kualitas puskesmas menjadi salah satu indikatornya. Di sektor edukasi, WMP memuji Risma yang pada 2014 berhasil mengalokasikan 35 persen nilai APBD-untuk sektor pendidikan.
Di laman tersebut, WMP juga memuat testimoni publik yang ditujukan kepada masing-masing wali kota. “Risma menyadari bahwa posisinya sebagai wali kota adalah mandat dari Tuhan yang harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya,” tulis Ahmad M di kolom komentar.
“Pendidikan dan kesehatan gratis bagi warga Surabaya. Saya yakin, Risma bisa menjadi inspirasi bagi para pemimpin di Indonesia, bahkan dunia,” kata dia menambahkan.
Sementara Ghinadhia asal Balikpapan memberi apresiasi tentang keberanian mantan Kepala Bappeko Surabaya tersebut menutup lokalisasi. “Alasan saya merasa dia (Tri Rismaharini) harus menang World Mayor 2014 yakni karena beliau cukup berani menutup lokalisasi terbesar di Asia Tenggara, Dolly,” tulisnya.
Kabag Kerjasama Pemkot Surabaya Ifron Hady Susanto, menyambut baik prestasi yang diraih Walikota Tri Rismaharini. Menurut dia, kabar baik ini akan semakin meningkatkan reputasi Kota Surabaya di kancal global. Apalagi, reputasi menjadi hal yang teramat penting bagi suatu kota dalam era masyarakat ekonomi ASEAN (MEA) yang mulai berlaku 2015 ini.
“Momen ini bisa juga memacu rasa percaya diri warga Surabaya bahwa kita sejatinya juga bisa bersaing dengan kota-kota lain di dunia,” kata Ifron, Selasa (3/2).
Hal senada disampaikan Kabag Humas M. Fikser. Dia berharap, bukan hanya masyarakat Surabaya yanh turut menikmati capaian prestasi itu, melainkan juga Idnonesia. “Penghargaan yang diberikan harus memunculkan rasa kebanggaan bahwa ini kemenangan bersama. Ini prestasi yang juga harus bisa dimiliki atau dinikmati oleh seluruh masyarakat,” ujar dia.
World Mayor Prize merupakan lembaga non-komersial yang berfokus pada upaya mendukung, mendorong, serta memfasilitasi pemerintah daerah di seluruh dunia dalam penerapan sistem pemerintahan yang baik.