REPUBLIKA.CO.ID,PADANG--Kepala Lapas (Kalapas) Kelas IIA Bukittinggi, Muji Widodo nyaris menjadi korban pembakaran anak buahnya, Indra Nelfi pada Senin (2/2) pukul 08.30 WIB.
"Karena yang bersangkutan merasa kecewa karena dimutasi atau dinonaktifkan. SK-nya sudah dari 2013 lalu, tapi dia tak mau melaksanakan mutasi tersebut," kata Muji saat dihubungi Republika, Selasa (3/2).
Ia menjelaskan, kejadian bermula selepas apel pagi sekitar pukul 08.30 WIB. Pelaku, ujarnya, tiba-tiba datang keruangan Muji. Di ruangan, lanjutnya, Indra mempertanyakan tentang sanksi mutasi yaitu non-job yang ia terima.
"Indra memang mendapat sanksi non-job karena menolak dimutasi ke Muaro Sijunjung. Dia kemudian emosi dan mengatakan, saya harus mati, harus ada korban, sambil menyiramkan bensin dari dalam bungkusan plastik yang ia bawa," tuturnya.
Ia mengatakan, plastik bensin telah mengenai baju dinasnya. Beruntung, ia langsung merebut korek api yang ada ditangan Indra sehingga ia selamat dari aksi pembakaran tersebut.
Dikatakannya, tak puas karena gagal dengan usahanya yang akan membakar Muji. Pelaku, kata Muji, melemparkan kursi, memukul, dan menodongkan pistol. Baku hantam tak bisa dihindarkan lagi. Anggota lain yang berada di kantor berusaha melerai perkelahian tersebut.
"Saya langsung melaporkan kejadian tersebut ke Polres Bukittinggi," tambahnya. Pelaku, lanjutnya, langsung diamankan pukul 16.00 WIB di hari yang sama dan telah diperiksa.