REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Memasuki pekan pertama Februari 2015, harga beras di pasaran di Kabupaten Indramayu terus melambung. Bahkan harga saat ini tercatat paling tinggi dalam lima bulan terakhir.
Berdasarkan pantauan Republika di Pasar Baru Indramayu, Senin (2/2), harga beras kualitas I saat ini sudah mencapai Rp 10 ribu per kg, kualitas II seharga Rp 9.800 per kg dan kualitas III Rp 9.600 per kg. Harga tersebut berlaku untuk penjualan beras secara karungan. Sedangkan penjualan secara eceran, harga beras untuk kualitas I mencapai Rp 10.500 per kg.
"Ini harga beras paling tinggi sejak berakhirnya masa panen gadu (akhir Agustus)," ujar pemilik kios beras Alaydroes, Wahyudi.
Pada awal September 2014 lalu, harga beras kualitas I mencapai Rp 8.500 per kg, beras kualitas II senilai Rp 8.000 per kg dan beras kualitas III seharga Rp 7.500 per kg. Harga itupun merupakan harga pembelian beras karungan.
"Kenaikan harga terjadi secara bertahap," terang Wahyudi.
Wahyudi mengatakan, tingginya harga beras disebabkan belum masuknya masa panen raya. Saat ini, hanya sedikit petani yang masih memiliki simpanan gabah sehingga mereka hanya bersedia melepas gabahnya dengan harga tinggi.
Wahyudi menyebutkan, harga gabah kering simpan di tingkat petani saat ini berkisar Rp 6.500 per kg. Tingginya harga gabah tersebut otomatis membuat harga beras yang dijual pedagang juga menjadi tinggi.
Menurut Wahyudi, harga beras baru akan turun jika sudah memasuki masa panen rendeng di berbagai daerah. Dia memprediksi, hal itu terjadi pada Maret mendatang.
"Kalau sudah masuk musim panen, harga beras otomatis akan turun seiring banyaknya pasokan gabah di tingkat petani," tutur Wahyudi.
Seorang warga di Kelurahan Margadadi, Kecamatan/Kabupaten Indramayu, Saryem, berharap harga beras secepatnya turun. Dia menyatakan, kondisi tersebut membuat beban pengeluarannya bertambah berat.
"Apalagi saya kan belinya beras eceran di warung, jadi lebih mahal dibanding beli karungan," keluh Saryem.