REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Nelayan masih belum berani melaut di perairan Teluk Lampung dan Selat Sunda hingga Senin (2/2). Pasalnya, angin kencang disertai hujan masih menyelimuti perairan tersebut.
"Kondisi cuaca lagi tidak bagus, angin kencang dan hujan, gelombang laut tinggi khawatir kapal motor kami karam," kata Warso, nelayan yang bermukim di kawasan Gudang Lelang, Kelurahan Kangkung, Kecamatan Bumi Waras, Bandar Lampung.
Nelayan di kampung sudah sepekan lebih tidak melaut, karena kondisi cuaca ekstrem selama Januari lalu. Nelayan, hanya bekerja memperbaiki jaring-jaring ikan dan menambal kapal motornya di tepi perairan Teluk Lampung.
Sebagian nelayan berdagang dan menjadi buruh harian lepas, untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Nelayan tidak melaut, pasokan ikan laut berkurang dan harga merangkak naik.
"Pasokan ikan kurang sekarang, nelayan belum melaut lagi. Harga ikan otomatis naik karena stok menipis," kata Adi, penjual ikan giling jenis baji-baji dan kiter di Pasar Gudang Lelang.
Meski ada nelayan yang melaut, itu pun karena terpaksa untuk menghidupi keluarganya. Namun, nelayan ini hanya menangkap ikan di laut dangkal.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Lampung merilis pada Senin dan Selasa (2-3/2) pukul 07.00 WIB, sebagian besar wilayah Lampung masih diselimuti hujan ringan hingga sedang. Sedangkan kecepatan angin berkisar 17 hingga 20 km per jam. Gelombang laut mencapai 1,5 hingga dua meter.