Ahad 01 Feb 2015 18:08 WIB

Tanggulangi DBD, Denpasar Lakukan Fogging Massal

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Ilham
Bali masiah menjadi favorit wisatawan Indonesia
Foto: Wisata Bali
Bali masiah menjadi favorit wisatawan Indonesia

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Pemerintah Kota Denpasar melakukan penyemprotan (fogging) massal di seluruh wilayah kecamatan pada Ahad (1/2). Penyemprotan untuk mengantisipasi dan menanggulangi penyebaran kasus demam berdarah dengue (DBD) agar tidak meningkat menjadi kejadian luar biasa (KLB). 

"Penyemprotan dilakukan tadi pagi, mulai pukul 04.00-06.00 WITA," kata Rifki Muhamad, warga kompleks perumahan di Dalung kepada Republika, Ahad (1/2).

Penyemprotan dilakukan untuk membunuh nyamuk dewasa. Sedangkan untuk membunuh jentik nyamuk dan telurnya dilakukan melalui penaburan bubuk larvasida di seluruh titik yang menjadi tempat penampungan air dan tempat yang berisiko tinggi menjadi sarang jentik nyamuk. 

Denpasar sebelumnya berada diurutan pertama daerah endemik DBD yang berisiko tinggi di Bali. Kini, Denpasar berada diurutan keempat setelah Gianyar, Badung, dan Buleleng karena rutinnya pemerintah daerah melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN).

Kepala Dinas Kesehatan Bali, Ketut Suarjaya mengatakan, Gubernur Bali telah mengirimkan surat edaran yang meminta masing-masing kabupaten dan kota rutin melakukan PSN. Suarjaya memproyeksikan perkembangbiakan nyamuk terjadi sekitar Maret-April tahun ini. "Sejauh ini kasus DBD terbanyak ditemukan di Gianyar," katanya.

Perbandingan kasus DBD di Gianyar mencapai 90/100. Artinya, 90 dari 100 ribu penduduk di kabupaten tersebut menderita DBD. Suarjaya mengatakan pemerintah daerah sejauh ini mampu menekan kasus DBD dengan baik. Ia mencontohkan Juru Pemantau Jentik (Jumantik) di Denpasar berhasil menekan kasus penyakit DBD 20-40 persen melalui kegiatan PSN rutin. 

Sepanjang 2014, total korban DBD yang meninggal di Bali tak sampai 100 orang dari 8.400 kasus yang terdeteksi. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement