Ahad 01 Feb 2015 02:21 WIB

Pecalang se-Bali Nyatakan Dukung Revitalisasi Teluk Benoa

Ajakan untuk menandatangani petisi terkait Teluk Benoa, Bali
Ajakan untuk menandatangani petisi terkait Teluk Benoa, Bali

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pecalang (petugas keamanan tradisional) se-Bali menyatakan dukungannya atas rencana revitalisasi Teluk Benoa. Mereka pun mendesak pemerintah pusat segera merealisasikan rencana tersebut. 

Antara lain, dengan mengeluarkan izin lingkungan sehingga pembangunan revitalisasi bisa segera dilakukan. 

"Saya survei ke masyarakat bawah, ternyata banyak yang dukung, hanya saja mereka tidak mau beri komentar. Mereka mendukung karena revitalisasi dinilai akan menyerap banyak tenaga kerja asal Bali. Makanya saya juga sangat mendukung sekali," kata Ketua Pecalang Dukuh Sakti Bali, Jero Mangku Made Wibawa, Sabtu (31/1).

Revitalisasi Teluk Benoa, katanya, merupakan program yang bagus. Bukan hanya bagi masyarakat Bali saat ini, tapi juga generasi mendatang. 

"Bukan hanya bagi kita sekarang ini manfaatnya, tapi juga anak cucu kita nanti. Selain penyerapan tenaga kerja, Bali juga dibikin menjadi semakin bagus," ucapnya.

Made Wibawa mengaku, anggotanya yang tersebar di semua kabupaten di Bali hingga sekarang turun langsung ke lapangan. Mereka mensosialisasikan rencana revitalisasi tersebut.

"Kami mohon dengan segera agar pemerintah, baik pusat maupun daerah, untuk segera merealisasikan revitalisasi. Sebab, kenyataanya kalau di-polling lebih banyak setuju," ucapnya.

Made Wibawa pun menegaskan siap mendukung revitalisasi dengan segala konsekuensinya. "Kami juga siap mengamankan agar revitalisasi itu terrealisasi. Kami sudah siap dengan segala konsekuensinya," ujarnya.

Pemerintah telah mengeluarkan Peraturan Presiden Nomor 51/2014 yang membolehkan dilakukan revitalisasi di Teluk Benoa. Dari luas perairan Teluk Benoa yang seluas +/- 1400 hektare, area yang akan direklamasi seluas 700 hektare (50 persen), dan hanya 400 hektare (28,5 persen) yang akan dikembangkan sebagai pusat-pusat wisata yang baru. 

Sisanya seluas 300 hektare beserta peraira  Teluk Benoa akan didedikasikan untuk ruang terbuka hijau dan fasilitas sosial serta fasilitas umum (fasos fasum). Studi kelayakan bersama yang dilakukan IPB, ITB, UGM, ITS dan Unhas juga menghasilkan kesimpulan, kawasan Teluk Benoa dapat direvitalisasi.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement