REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Timur (Disperindag Jatim) akan melakukan penstabilan harga sejumlah komoditas bahan pokok dengan melakukan operasi pasar (operasi pasar).
"Pelaksanaan OP itu supaya daya beli masyarakat tetap terjaga. Seperti melakukan Operasi Pasar Bantuan Ongkos Angkut (OP BOA)," kata Kepala Disperindag Jatim, Warno Harisasono, di Surabaya, Sabtu.
Ia menyatakan berbagai komoditas bahan pokok yang disalurkan melalui OP BOA tersebut misalnya beras, minyak goreng, tepung terigu, dan gula pasir. Tindakan tersebut bertujuan memeratakan distribusi kepada masyarakat perdagangan di Jatim.
"Khusus beras, hal itu dikarenakan kekhawatiran bahwa masa tanam padi yang mundur membuat masa panen baru terealisasi Maret 2015. Untuk itu, kami berupaya meredam gejolak harga beras," katanya.
Di sisi lain, jelas dia, untuk merealisasikan upaya itu Disperindag Jatim selalu melibatkan sejumlah pihak terkait. Misalnya bekerja sama dengan Bulog, pemda setempat, dan instansi lain.
"Pada momentum akhir tahun (Desember 2014) Disperindag Jatim telah merealisasi OP BOA. Bahkan, kini pelaksanaannya akan diperpanjang pada bulan Januari hingga bulan Februari 2015," katanya.
Alasan perpanjangan jadwal OP BOA, tambah dia, karena harga sejumlah komoditas masih tinggi di sejumlah daerah. Tepatnya, ditambah masing-masing selama 20 hari pada bulan Januari dan Februari mendatang.
"Untuk itu, upaya tersebut diharapkan mampu menekan kenaikan harga berbagai komoditas bahan pokok. Bahkan, sekaligus mengantisipasi terjadinya kenaikan inflasi yang lebih tinggi," katanya.
Apalagi, sebut dia, saat ini sejumlah harga bahan pokok belum terkoreksi. Padahal harga BBM sudah turun dan dikaji ulang tiap dua pekan sekali karena mengikuti penurunan harga minyak dunia.
"Jumlah dana APBD yang dialokasikan untuk OP BOA pada Desember 2014 senilai Rp 3 miliar," katanya.