REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Memasuki puncak musim hujan, para petani di Kabupaten Indramayu malah kesulitan air untuk mengairi sawah mereka. Mereka terpaksa menggunakan pompa air untuk agar sawah mereka tak kekurangan air.
Wakil Ketua KTNA Kabupaten Indramayu, Sutatang menjelaskan, para petani yang kini menggunakan pompa ada di daerah ujung saluran irigasi. Di antaranya, Kecamatan Kandanghaur, Losarang, Balongan, Cantigi, Krangkeng, dan Kroya.
"Sebenarnya, hampir setiap kecamatan yang lahan pertaniannya jauh dari saluran irigasi saat ini menggunakan pompansasi,’’ ujar Sutatang kepada Republika, Kamis (29/1).
Sutatang mengatakan, para petani di daerah ujung irigasi kesulitan air karena minimnya curah hujan. Padahal, biasanya saat puncak musim hujan seperti ini daerah itu malah kebanjiran. "Sekarang mau tidak mau malah menggunakan pompa."
Seorang petani di Kecamatan Kroya, Durniya mengaku terpaksa menggunakan mesin pompa untuk menyedot air dari saluran pembuang. Lahan sawahnya bersifat tandah hujan sehingga sangat mengandalkan hujan. "Hujan jarang turun, terpaksa harus menyedot air pakai emsin pompa,’’ kata Durniya.
Durniya mengatakan, setiap hari dia harus merogoh kocek sekitar Rp 110 ribu untuk menyewa pompa. Sementara, kebutuhan BBM untuk mesin pompa sekitar Rp 55 ribu.