REPUBLIKA.CO.ID, LAMONGAN -- Sebanyak 61 warga Kabupaten Lamongan, Jawa Timur terkena penyakit demam berdarah selama Januari 2015.
Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PLP) Dinas Kesehatan Lamongan, Bambang Susilo, Rabu (28/1) kemarin mengatakan dari data itu sebanyak 49 orang di antaranya dengan status demam berdarah dengue (DBD), sisanya 12 orang dengan status demam dengue (DD).
Sementara, untuk penderita terbanyak berasal dari Puskesmas Payaman dan Sugio yang masing-masing sebanyak 11 penderita. Ia mengatakan, data itu tidak sama dengan tahun 2014 di bulan yang sama, yang total penderitanya mencapai 29 orang dengan rincian 23 orang di antaranya berstatus DBD dan enam orang DD.
"Selama tahun 2014, warga Lamongan yang terkena demam berdarah tercatat sebanyak 207 orang. Dari jumlah itu satu orang penderita meninggal dunia, 152 orang sampai tahap DBD, 54 orang berstatus DD dan satu orang hingga terkena Sindrom Syok Dengue atau DBD yang disertai syok," katanya.
Oleh karena itu, Bambang meminta setiap rumah sakit atau klinik kesehatan swasta yang merawat pasien DBD agar melaporkan ke Dinas Kesehatan setempat, sehingga dinas bisa segera melakukan tindakan di lingkungan penderita DBD.
"Saya harap, laporan itu bisa dilaksanakan rumah sakit dan klinik kesehatan swasta dalam waktu kurang dari 24 jam," ucapnya.
Dengan laporan itu, Dinas Kesehatan bisa melakukan tindakan seperti melakukan fogging dan pembagian bubuk abate, sehingga warga lain tidak sampai terkena DBD.
Ia mengatakan, Dinas Kesehatan pada tahun 2015 telah menyiapkan sebanyak 300 kilogram bubuk abate, ditambah akan melakukan 100 titik fokus kegiatan fogging, dan setiap titik fokusnya bisa mencakup sekitar 200 rumah.
Ia mengaku, semakin cepat penderita DBD ditangani, kemungkinan sembuhnya semakin besar, sebab yang paling penting dalam penanganan DBD adalah upaya pencegahan dan kewaspadaan.