Rabu 28 Jan 2015 22:22 WIB

Basarnas: Tanpa TNI, Bukan Berarti Evakuasi Melemah

Rep: reja irfa widodo/ Red: Esthi Maharani
Menhub Ignatius Jonan serta Kepala Basarnas Marsekal Madya Bambang Soelistyo (kiri) saat menghadiri rapat dengar pendapat dengan komisi Komisi V DPRRI di Komplek Parlemen Senayan, Jakart, Selasa (20/1). (Republika/Agung Supriyanto)
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Menhub Ignatius Jonan serta Kepala Basarnas Marsekal Madya Bambang Soelistyo (kiri) saat menghadiri rapat dengar pendapat dengan komisi Komisi V DPRRI di Komplek Parlemen Senayan, Jakart, Selasa (20/1). (Republika/Agung Supriyanto)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tanpa kehadiran unsur TNI, tim SAR gabungan akan terus melanjutkan operasi pencarian dan pertolongan korban Air Asia QZ 8501. Operasi lanjutan itu akan berlangsung selama tujuh hari mendatang.

Hal ini disampaikan Kepala Badan SAR Nasional (Basarnas), Marsekal Madya TNI FH Bambang Soelistyo, dalam sesi konferensi pers di Kantor Pusat Basarnas, Jakarta, Rabu (28/1).

Menurutnya, operasi evakuasi Air Asia QZ 8501 akan secara resmi kembali dilanjutkan pada Sabtu (31/1) mendatang.

''Sabtu pagi sudah harus kembali melakukan operasi di tengah laut. Nantinya setiap tujuh hari akan dievaluasi, bisa diperpanjang terus atau bisa ditutup, tergantung dinamika pada waktu operasi itu,'' kata Soelistyo kepada wartawan, Rabu (28/1).

Meski tanpa TNI, Basarnas menegaskan tetap mengerahkan sejumlah kekuatan, seperti menurunkan empat Kapal Negara (KN) milik Basarnas, yaitu KN Pacitan, KN Jakarta, KN Pontianak, dan KN Purworejo. Selain itu ada pula bantuan satu kapal Ponton dan satu kapal Tunda dari Pemertinah Kabupaten Kotawaringin Barat.

Pun dengan adanya Diving Boat dari SKK Migas sebagai pengganti kapal Crest Onyx untuk kepentingan Salvage (pengumpulan puing dari dasar laut) dan peralatan deteksi bawah air yang disiakan dari Asosiasi Surveyor Laut.

Sedangkan untuk kekuatan udara, Basarnas masih akan mengandalkan dua helikopter Dauphin milik Basarnas dan satu pesawat Fix Wing dari pihak Air Asia.

''Helikopter dan Fix Wing ini fungsinya untuk evakuasi,'' ujar Soelistyo.

Selain itu ada pula personil tim penyelam dari Basarnas Special Group (BSG) sejumlah 25 penyelam dan dari SKK Migas sebanyak 20 orang. Tidak hanya itu, ada pula keterlibatan 15 penyelam tradisional yang berasal dari Kotawaringin Barat.

''Dan ada delapan expert soal Salvage. Mereka sudah berada disana dan didatangkan dari Batam. Jadi bukan berarti kekuatan kami akan melemah,'' kata Soelistyo.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement