Rabu 28 Jan 2015 15:45 WIB

Mahasiswa Diminta 'Setop Cuek' pada Pengguna Narkoba

Rep: mj01/ Red: Agus Yulianto
Pemusnahan narkoba
Foto: Edwin/Republika
Pemusnahan narkoba

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG - Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) meminta mahasiswa melakukan gerakan ‘stop cuek’ pada sesama. Melalui gerakan ini, apabila menemukan temannya menggunakan narkoba, maka segera cegah dan lapor untuk direhabilitasi.

“Jangan cuek. Karena dia bukan keluarga, kita lantas diam. Kita hidup di antara mereka,” kata Kepala BNN Komisaris Jenderal Polisi Anang Iskandar. Jika tidak, katanya, Indonesia akan memasuki jurang kehancuran seperti halnya Amerika pada 1971.

Pencegahan pemberatasan dan peredaran gelap narkotika ini perlu dicanangkan kepada pelajar dan mahasiswa. Pasalnya, pelajar dan mahasiswa menjadi target utama para pengedar narkoba. “Promosi mereka sangat tinggi pada pelajar. Awalnya ditawari gratis. Setelah mereka ketergantungan, baru disuruh beli,” ujar Anang.

Kenapa mahasiswa mengonsumsi narkoba?  Anang mengatkana, itu sebenarnya karena kesalahan dalam mengatur kebijakan pengguna narkoba yang dimasukkan ke dalam penjara.

Dulu, kata dia, pengguna narkoba masuk penjara sejak 2014. Maka, hal itu sama saja memindahkan pasarnya dari luar ke dalam tembok penjara. “Banyak disusupi bandar narkoba. Karena, pasarnya ada disitu. Kemudian timbul pengguna baru. Sudah terlalu banyak, maka narkoba datang dari mana-mana,” ujarnya.

Menurut Anang, begitu seseorang menggunakan narkotika, maka habislah masa depannya. Selain itu, pengguna narkoba juga sangat berbahaya karena tidak bisa mengontrol dirinya. “Berbahaya bagi diri sendiri dan orang lain,” katanya.

Dalam membangun pencegahan mahasiswa dan masyarakat menggunakan narkoba,  BNN dan ITB menandatangani nota kesepahaman. Anang mengatakan, perjanjian ini penting dilakukan untuk melindungi keluarga besar ITB dari penyalahgunaan  narkotika.

“Kita membentengi semua mahasiswa tidak konsumsi. Untuk yang sudah terlanjur, bisa berhenti,” katanya.

Rektor ITB Kadarsah Suryadi mengatakan, perjanjian tersebut untuk mensinergikan program antara perguruan tinggi dengan BNN. Hal ini juga dalam rangka membantu menyukseskan program-program BNN. “Di antaranya, kami punya Sekolah Farmasi yang bergerak dalam penelitian obat-obatan,” katanya.

Kadarsah mengatakan, mahasiswa adalah penerus bangsa. Oleh karena itu, ada empat hal yang harus dimiliki oleh mahasiswa ITB. Yaitu: rasio berkaitan dengan ilmu yang dimiliki, raga yang sehat, rasa artinya memiliki rasa kependulian yang tinggi, dan religius.

Rencananya, BNN juga akan melakukan kerjasama dengan sekolah-sekolah di Indonesia. Sebagai langkah pencegahan pelajar untuk tidak mendekati obat-obatan narkotika.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement