REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Demam berdarah dengue (DBD) mulai mengganas dan merenggut empat nyawa di Kabupaten Indramayu. Kondisi cuaca yang tak menentu seperti saat ini turut memengaruhi tingginya kasus tersebut.
Berdasarkan data Seksi Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang (P2BB), Bidang Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, sejak 1-27 Januari 2014, tercatat jumlah kasus DBD mencapai 32 orang. Dari jumlah tersebut, empat orang di antaranya meninggal dunia.
"Korban meninggal karena terlambat dibawa ke puskesmas maupun rumah sakit sehingga kondisinya sudah tidak dapat tertolong," ujar Kasi P2BB, Agus Rohani, didampingi stafnya, Ahmad Nur, Selasa (27/1).
Agus menyebutkan, dari 49 puskesmas yang ada di Kabupaten Indramayu, penderita DBD berasal dari 16 wilayah puskesmas. Sedangkan empat orang yang meninggal itu berasal dari wilayah puskesmas Pasekan dua orang, puskesmas Pondoh satu orang dan puskesmas Temiyang satu orang.
Agus menambahkan, jika dibandingkan dengan Januari 2013 dan Januari 2014, jumlah penderita DBD yang meninggal dunia pada Januari 2015 mengalami peningkatan. Pada Januari 2013, dari 46 penderita DBD, korban yang meninggal dunia hanya satu orang. Sedangkan Januari 2014, dari 36 penderita DBD, korban yang meninggal sebanyak dua orang.
Menurut Agus, berdasarkan pengalaman tahun-tahun sebelumnya, peningkatan kasus DBD biasa terjadi pada Januari hingga Maret. Karena itu, jumlah kasus yang terjadi sepanjang Januari 2015, diprediksi masih akan terus mengalami peningkatan hingga Maret mendatang.
"Karena itu, masyarakat harus selalu waspada dan menerapkan 3M plus (mengubur, menutup, menguras, ditambah menaburkan bubuk abate)," tegas Agus.
Agus menjelaskan, peningkatan kasus pada Januari-Maret dipengaruhi musim hujan yang menimbulkan banyaknya genangan air di lingkungan masyarakat. Menurutnya, genangan air yang tertampung pada wadah-wadah kosong akan menjadi tempat berkembangbiaknya nyamuk Aedes aegypti, vektor penyebar DBD.
"Apalagi kalau kondisi cuacanya tak menentu seperti sekarang, yakni hujan dan panas terjadi secara bergantian hampir setiap hari, genangan air akan semakin banyak," tutur Agus.