Selasa 27 Jan 2015 14:32 WIB

Jabar Kekurangan Guru SLB

Rep: mj01/ Red: Agus Yulianto
Guru SLB/ilustrasi
Guru SLB/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -– Provinsi Jabar masih kekurangan tenaga pengajar (guru) untuk lingkup sekolah luar biasa (SLB). Seharusnya rasio perbandingan guru dengan siswa di tiap SLB adalah 5:1. Sedangkan di beberapa SLB belum memenuhi rasio tersebut.

Salah satunya di SLBN Cileunyi. Engkus Kusmana Bagian Kurikulum SLBN Cileunyi mengatakan, jumlah guru dan siswa di SLB tidak sesuai dengan rasio. “Di sini ada 184 siswa, tapi gurunya cuma 24,” ujar dia, kepada Republika,  Selasa (27/1).

Menurut Engkus, hal tersebut membuat guru sulit mengawasi siswa-siswanya. Padahal, kata dia, satu orang siswa seharusnya ditangani minimal tiga orang guru.

Kekurangan tenaga pengajar pun dialami di SLBN A Kota Bandung. Menurut Tarman bagian kurikulum SLBN A Kota Bandung, jumlah guru sebenarnya sudah mencukupi. “Hanya saja, kami kekurangan guru yang sesuai dengan bidang pelajaran,” ujarnya.

Dia mencontohkan, seharusnya untuk tingkat SMA, sudah memiliki guru mata pelajaran masing-masing. Namun faktanya, masih ada guru yang merangkap mengajar beberapa mata pelajaran. “Jadi, ilmu yang diberikan ke anak-anak hanya dasarnya saja,” ujar dia.

Terkait hal tersebut, Kepala Bidang Kepegawaian Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat, Mulyana mengakui bila SLB di Jabar masih minim tenaga pengajar. Menurut dia, ada beberapa faktor yang memengaruhi hal tersebut.

Seperti, belum adanya pengangkatan kembali pegawai negeri sipil (PNS) untuk guru SLB. Meskipun lulusan pengajar SLB sendiri bisa mencapai ribuan.

Hal itu terjadi, karena adanya perpanjangan masa PNS guru lama sebanyak dua tahun. “Selain itu, alokasi anggaran untuk pengajar di SLB juga sulit, meskipun peminatnya banyak,” ujar Mulyana.

Hal lain yang membuat jumlah pengajar SLB masih kurang adalah tidak meratanya tenaga kerja. Jadi, terlihat bila di daerah tersebut kekurangan tenaga. “Masalahnya kembali ke keluarga. Beberapa pengajar tidak mau dipindahtugaskan karena jauh dari keluarga atau harus ikut suami pindah,” katanya.

Di sisi lain, penugasan pun hanya bisa memindahkan satu atau dua orang saja ke tiap SLB. Mulyana mengatakan, solusi untuk mengatasi minimnya pengajar di beberapa SLB se-Jawa Barat adalah dengan cara sukarela dan recruiment sekolah itu sendiri.

“Biasanya kepala sekolah sudah saling memahami kebutuhan sekolah lain, sehingga kadang dilakukan pertukaran guru secara sukarela," kata Mulyana. Di Jawa Barat terdapat 1.961 pengajar SLB.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement