REPUBLIKA.CO.ID, PANGKALAN BUN -- Upaya pengangkatan badan pesawat Air Asia QZ8501 terus dilakukan. Setelah penggunaan lifting bag (balon pengampung) tidak berhasil, petugas mencoba dengan alternatif lain, yakni crane dan ponton.
''Selain gunakan lifting bag, kali ini dicoba solusi lain dengan menggunakan crane dan ponton,'' kata Direktur Operasional Badan SAR Nasional (Basarnas), Marsma, SB Supriyadi, di posko utama di Lanud Iskandar TNI AU di Pangkalan Bun, Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah, Selasa (27/1).
Menurut Supriyadi, dua kali operasi pengangkatan badan pesawat gagal karena tali pengikat putus. Saat ini, badan pesawat terbagi dua. Salah satu bagiannya tak memungkinkan untuk dievakuasi. ''Diprediksi bahwa badan pesawat yang sudah berada di laut selama lebih dari 15 hari kondisinya sangat rapuh,'' katanya.
Menurut dia, kedua sayap pesawat sudah terpisah dengan badan pesawat. Petugas akan mengangkat badan pesawat terlebih dahulu sebelum mengangkat kedua sayap pesawat.
''Saat ini difokuskan mengangkat badan pesawat dengan diperkuat tambahan tali tross untuk membelit badan pesawat, selanjutnya badan pesawat akan ditarik ke kapal Crest Onyx,'' kata Supriyadi.
Dijelaskan Supriyadi, tim penyelam dari Denjaka TNI AL akan mengaitkan tali sling baja ke badan pesawat yang berukuran 5x4x2,5 meter. Tahapan selanjutnya ialah mengangkat badan pesawat dengan dibantu lifting bag, crane, dan ponton untuk membagi beban agar tidak bertumpu di tali sling.
''Kami berharap rekayasa teknik yang sedang dilakukan ini bisa mengangkat badan pesawat,'' katanya.