Ahad 25 Jan 2015 12:28 WIB

Geopark Ciletuh Dapat Sinyal Positif Unesco

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Indira Rezkisari
Geopark Ciletuh
Foto: bumn.go.id
Geopark Ciletuh

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG - Keinginan Pemprov Jabar untuk menjadikan Ciletuh sebagai geopark nasional bahkan internasional, tak hanya menjadi mimpi. Karena, juri dari Unesco sangat tertarik dan memberikan sinyal positif terhadap geopark yang terletak di Sukabumi tersebut.

''Ada perkembangan menggembirakan, salah satu juri Unesco bekunjung secara informal. Ciletuh, jadi daya tarik juri Unesco,'' ujar peneliti yang juga Dekan Fakultas Geologi Hendarmawan kepada wartawan akhir pekan lalu.

Menurut Hendrawan, Ciletuh prospeknya sangat besar untuk ditetapkan menjadi geopark. Karena, pihaknya sudah mempresentasikan pada juri dari Unesco. Sekitar, 4 sampai 5 juri sudah memberikan sinyal positif. Terakhir, ada kunjungan informal juga dari juri asal Malaysia.

Targetnya, kata dia, menjadi golongan Geopark nasional dulu sebelum ke internasional. Tahun ini nasional, baru setelah itu paling cepat dua tahun bisa diajukan ke internasional. Karena, untuk menjadi geopark internasional persyaratannya sangat ketat dan transparan.

Hendrawan mengatakan, Unpad sudah 10 tahun melakukan penelitian geologi. Penelitian, sudah dimulai dari 2005, pemetaan 2006-2009 mengarah ke geoheritage nasional dan internasional.

''Pada 2008 kami dirikan kampus lapangan di sana. Terakhir melakukan kegiatan yang langsung melibatkan masyarakat,'' katanya.

Bahkan, kata dia, Ciletuh ini sudah dipresentasikan juga di Kanada. Jadi, yang dikerjakan sudah cukup panjang. Tapi untuk memperoleh pengakuan dunia, tak semudah yang dipikirkan.

Di Ciletuh, kata dia, 10 tahun terkhir muncul bebatuan yang terbentuk jauh di bawah dasar laut. Ini, menjadi kekhasan dari sisi geologi.Karena, menjadi fakta untuk heritage kebumian. Bukan hanya untuk Indonesia tapi dunia.

''Apalagi kita kan pusat laboratorium dunia. Ini potensi yang harus diketahui oleh dunia,'' katanya.

Ia berharap, ke depan semua pihak bisa berkoordinasi dari mulai pemerintah, masyarakat dan instansi terkait. Karena,  masalah utama sekarangg akses ke sana yang masih sulit.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement