REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Jenazah korban pesawat Air Asia QZ8501 David Hartono asal Nusa Tenggara Timur (NTT) yang rencananya akan diterbangkan ke Kabupaten Alor, Sabtu (24/1) pada pukul 11.00 WITA tertahan di Bandara El Tari Kupang akibat cuaca buruk.
Sofie, petugas bagian tiket maskapai TransNusa, mengatakan perbangan ke Alor tertahan akibat cuaca buruk yang terjadi sejak Sabtu pagi. "Masih belum bisa terbang, namun jenazahnya sudah dipindahkan ke pesawat TransNusa," katanya saat ditanya terkait keterlambatan keberangkatan TransNusa ke Alor.
Ia mengatakan, keberangkatan TransNusa belum bisa diprediksi karena cuaca dari pukul 10.00 WITA sampai saat ini masih belum ada perubahan.
Selain itu, Titin Siahaan, sepupu dari korban, ketika dikonfirmasi dari Kupang mengatakan saat ini keluarga serta pejabat-pejabat daerah di Kabupaten Alor sedang menunggu jenazah dari David Hartono. "Saat ini Bupati Alor Amon Djobo serta pejabat-pejabat di Alor sedang menunggu," ujarnya.
Titin menambahkan, keluarga yang mengantar jenazah korban adalah ibu dari korban serta saudara kandung dari korban. "Mamanya dan saudara kandungnya yang menemani sepupu saya," ujarnya.
Dari pantauan Antara di bandara El Tari, pesawat TransNusa M8-526 sampai saat ini masih tertahan di bandara itu, sedangkan keluarga yang mengantar jenazah korban masih berada di ruang tunggu bandara sambil menunggu cuaca baik. Sampai berita ini diturunkan pesawat TransNusa yang membawa korban Air Asia belum diberangkatkan.