Sabtu 24 Jan 2015 13:20 WIB

Badan Utama Pesawat Air Asia Hampir Terangkat

Rep: Rusdy Nurdiansyah/ Red: Erik Purnama Putra
Pangkoopsau 1 Marsda Agus Dwi Putranto.
Foto: Republika/Wihdan H
Pangkoopsau 1 Marsda Agus Dwi Putranto.

REPUBLIKA.CO.ID, PANGKALAN BUN -- Tim Badan SAR Nasional (Basarnas) bersama TNI AL hampir berhasil mengangkat bagian besar badan pesawat Air Asia QZ 8501, namun sayangnya tali di beberapa lifting bag (balon pengapung) terputus.

"Upaya pengangkatan badan pesawat sudah hampir berhasil diangkat ke permukaan laut, tapi beberapa tali lifting bag terputus karena beban badan pesawat begitu berat dan badan pesawat kembali ke dasar laut,'' ujar Panglima Komando Operasi Angkatan Udara 1 (Pangkoopsau 1), Marsekal Muda Agus Dwi Putranto di Kapal KRI Banda Aceh, Selat Karimata, Kalimantan Tengah (Kalteng), Sabtu (24/1).

Menurut Agus, upaya pengangkatan badan pesawat Air Asia QZ 8501 tersebut tidak saja masalah cuaca tapi juga masalah teknis lainnya, seperti beratnya badan pesawat. "Tapi, kami tetap menargetkan badan pesawat dapat diangkat secepatnya yakni hari ini (Sabtu, 24/1) momentum yang bagus untuk diangkat karena cuaca juga cukup baik," katanya.

Menurut Agus, cuaca di sekitar Selat Karimata cukup baik, kecepatan arus bawah laut 0,3 knot dengan tinggi gelombang satu-dua meter. Tim gabungan Basarnas dan TNI AL menggunakan 19 lifting bag untuk mengangkat badan pesawat Air Asia QZ 8501 yang diperkirakan seberat 70 ton dan terbaring di kedalaman 30 meter.

Ada dua dua skenario untuk mengangkat badan pesawat berikut mayat-mayat korban yang masih banyak terdapat didalamnya. Skenario pertama yaitu memiringkan badan pesawat. Sehingga mayat-mayat korban yang masih berada dalam badan pesawat dapat keluar dan langsung dievakuasi.

Skenario kedua, yaitu mengangkat badan pesawat menuju Kapal Crest Onyx milik SKK Migas. "Bila badan pesawat sudah terapung langsung dibawa menuju Kapal Crest Onyx dan evakuasi mayat-mayat korban juga langsung dilakukan," terang Agus.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement