Sabtu 24 Jan 2015 12:27 WIB

Badan Pesawat Air Asia Diangkat, Empat Mayat Korban Mengapung

Rep: Rusdy Nurdiansyah/ Red: Erik Purnama Putra
Petugas mengevakuasi korban pesawat AirAsia QZ8501 dari KP Sadewa di Pelabuhan Panjang, Kotabaru, Jumat (16/1) malam.
Foto: Antara
Petugas mengevakuasi korban pesawat AirAsia QZ8501 dari KP Sadewa di Pelabuhan Panjang, Kotabaru, Jumat (16/1) malam.

REPUBLIKA.CO.ID, PANGKALAN BUN -- Saat proses pengangkatan bagian besar badan pesawat Air Asia QZ8501 di perairan Selat Karimata, Kalimantan Tengah, tiba-tiba muncul empat mayat korban mengapung. Tim Basarnas dan tim penyelam dari Denjaka TNI AL kemudian mengangkat keempat mayat yang mengampung tersebut ke kapal PN Pacitan.

"Ada empat mayat korban kembali kami temukan. Sampai saat ini sudah 69 mayat korban yang ditemukan,'' ujar Direktur Operasional Basarnas, Marsekal Pertama (Marsma) SB Supriyadi di Posko Utama Lanud TNI AU Iskandar, Pangkalan Bun, Kotawaringin Barat, Kalteng, Sabtu (24/1).

Pesawat Air Asia QZ 8501 mengangkut 155 penumpang dan tujuh kru saat dinyatakan hilang kontak di atas perairan Selat Karimata, Minggu 28 Desember 2014 lalu, setelah delapan menit lepas landas dari Surabaya menuju Singapura.

Menurut Supriyadi, saat ini, Basarnas sudah fokus pada pengangkatan bagian besar badan pesawat. Sebanyak 19 lifting bag (balon pengapung) yang digunakan untuk mengapungkan pesawat sudah berada di permukaan laut. Ada 81 tim penyelam gabungan dari tim Basarnas dan Denjaka TNI AL yang sudah bekerja untuk menarik badan pesawat ke permukaan laut.

Proses pengapungan dilakukan oleh kapal Crest Onyx. Badan pesawat rencananya juga akan diangkat ke kapal milik SKK Migas tersebut. "Proses pengangkatan badan pesawat masih berlangsung," kata Supriyadi yang mengungkapkan badan pesawat berada di kedalaman 30 meter dan berjarak 3.400 meter dari titik penemuan ekor yang sudah diangkat beberapa waktu lalu.

"Saat ini cuaca di sekitar Selat Karimata cukup baik, kecepatan arus bawah laut 0,3 knot dengan tinggi gelombang satu-dua meter," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement