REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kecamatan Palmerah bersiaga menghadapi banjir. Menurut Camat Palmerah, Zery Ronazy, berdasarkan data, ada tujuh titik genangan air di seluruh Palmerah yang dipantau.
"Tiga titik yang paling diperhatikan adalah Jatipulo, Kampung Bambu Selatan, dan Kampung Bambu Utara," katanya kepada Republika melalui telepon, Kamis (22/1) malam.
Menurut mantan Camat Kalideres ini, kondisi Palmerah lebih baik dibanding daerah rawan banjir lain di Jakarta Barat.
"Tidak ada banjir parah, hanya genangan-genangan biasa. Genangan air yang paling parah ya paling di tiga titik tersebut saja," katanya.
Jika dibandingkan dengan Kalideres, tempat dinasnya yang ia tinggalkan beberapa hari lalu, genangan air di Palmerah tak separah daerah Kapuk Kamal atau Tegal Alur.
Zery juga menambahkan, pihak kecamatan Palmerah sendiri sudah berkoordinasi dengan suku dinas terkait untuk melakukan penanganan saat terjadi banjir. Puskesmas juga akan bersiaga untuk mengatasi masalah kesehatan masyarakat selama banjir. Adapun logistik dan alat untuk dapur umum akan dipenuhi oleh dinas sosial.
"Dari polsek, Dinas Damkar, Babinsa, BPBD, sampai Tagana sudah siap," katanya.
Posko Taktis juga sudah berdiri di enam kelurahan yang ada di Kecamatan Palmerah. Sedangkan posko utama bertempat di Museum Tekstil Jakarta, Jalan K.S. Tubun. Meskipun tak ada catatan banjir parah di Palmerah, titik pengungsian tetap disiapkan. Di antaranya Museum Tekstil, PLN Palmerah, SD Negeri 03, dan lapangan futsal.
Zery melanjutkan, di posko utama sudah disiapkan 1 mesin pompa, 3 perahu karet, 56 pelampung, dan 1 speedboat yang dapat digunakan untuk melakukan penyelamatan. Adapun kepolisian setempt sudah menyiapkan rencana rekayasa lalu lintas di daerah dengan genangan air tinggi.