REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Usaha pembuatan perabotan menggunakan bahan baku ban bekas cukup menguntungkan bagi perajin karena mampu menghasilkan pendapatan puluhan juta rupiah setiap bulan.
"Mungkin bagi sebagian orang berpikir ban bekas hanya menjadi barang rongsokan yang tak berguna, tetapi bagi saya dapat memanfaatkannya dengan membuat perabotan seperti kursi dan meja dengan nilai jual cukup lumayan," kata Iwan, perajin perabotan ban bekas juga penampal ban di kawasan Simpang Pamor di Palembang, Kamis (22/1).
Menurut dia, ini menjadi salah satu usaha ekonomi kreatif yang memiliki peluang usaha yang menguntungkan dengan penghasilan mencapai puluhan juta rupiah setiap bulan.
Usaha ekonomi kreatif yang ditekuni Iwan dengan membuat perabotan menggunakan bahan ban bekas ini ternyata cukup banyak peminatnya karena disamping unik juga daya tahannya lebih lama dibandingkan dari bahan kayu.
Mengenai bahan baku, menurut pemuda yang sudah menekuni usaha tambal ban dan membuat perabotan sejak 2006, dibeli dari agen seharga Rp3.000 per satu unit ban bekas.
Ban bekas tersebut diolah dengan cara memotong beberapa bagian dan direnggangkan menggunakan alat linggis. Potongan karet ban tersebut dipaku hingga terbentuk anyaman motif atau sesuai dengan keinginan pembeli.
Proses selanjutnya, kata dia, dilakukan pembuatan kaki dan pegangan kursi atau meja dengan menggunakan baut dan dibor agar lebih kuat hingga siap dipasarkan.
Menurut dia, sejauh ini pemasaran hasil karyanya cukup bagus dengan harga jual satu set perabotan (empat kursi dan satu meja) Rp500 ribu.
Ia mengaku, setiap minggu mampu membuat sekitar lima hingga enam set perabotan yang kebanyakan telah dipesan konsumen dari dalam dan luar Kota Palembang.
"Lumayan dari penghasilan usaha pembuatan perabotan bahan ban bekas tersebut bisa memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari serta biaya sekolah anak-anak," katanya.