Kamis 22 Jan 2015 19:20 WIB

APEPI Sebut Penjualan Emas pada Awal Tahun Lesu

Karyawan menunjukkan emas batangan Antam, Jakarta, Senin (19/1).(Republika/Yasin Habibi)
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Karyawan menunjukkan emas batangan Antam, Jakarta, Senin (19/1).(Republika/Yasin Habibi)

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Asosiasi Pengusaha Emas dan Permata Indonesia (APEPI) Kota Semarang menyatakan penjualan emas pada awal tahun lesu karena peningkatan harga emas.

"Saat ini harga emas 24 karat mencapai Rp 504 ribu per gram, padahal sebelum kenaikan harga BBM subsidi pada November lalu hanya Rp 460 ribu per gram," kata Ketua APEPI Semarang Bambang Juwono di Semarang, Kamis (22/1).

Selain disebabkan oleh peningkatan harga BBM subsidi, peningkatan harga emas tersebut juga tidak lepas dari naiknya harga emas dunia dan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang cenderung melemah.

Menurutnya, selain harga yang meningkat, rendahnya daya beli masyarakat terhadap emas tersebut juga karena tren pembelian emas sudah tergeser oleh alat-alat elektronik salah satunya telepon seluler pintar.

"Masyarakat sekarang tidak lagi tertarik terhadap perhiasan emas, mereka cenderung ingin memenuhi kebutuhan sekunder dengan ponsel pintar ini. Kondisi ini berakibat pada penjualan emas yang turun hingga 50 persen," katanya.

Selain itu, bagi masyarakat yang tingkat ekonominya menengah maka lebih memilih membelanjakan uang untuk kebutuhan sehari-hari, sehingga sementara waktu meniadakan uang belanja untuk pembelian perhiasan.

Menurutnya, hanya masyarakat tertentu saja yang masih tertarik untuk membeli perhiasan emas, itupun hanya dilakukan di waktu-waktu tertentu terutama menjelang hari raya Lebaran. "Kecuali Lebaran penjualan perhiasan emas tidak mengalami peningkatan yang signifikan, bahkan saat Natal atau akhir tahun penjualannya tetap stabil," katanya.

Sementara itu, untuk terus menjaga daya beli masyarakat terhadap perhiasan emas agar terus meningkat atau minimal stabil, pihaknya berharap agar Pemerintah mengeluarkan kebijakan yang propasar.

"Paling tidak dengan menjaga nilai tukar rupiah terhadap dolar AS maka harga produk-produk salah satunya perhiasan emas bisa lebih ditekan, dengan demikian penjualan akan kembali baik," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement