Rabu 21 Jan 2015 22:43 WIB

8 Warga Jatim Tewas karena Demam Berdarah

Rep: Andi Nurroni/ Red: Karta Raharja Ucu
Nyamuk demam berdarah.
Foto: AP
Nyamuk demam berdarah.

REPUBLIKA.CO.ID, JOMBANG — Sejak awal musim penghujan, sudah delapan warga Jawa Timur meninggal karena demam berdarah dengue (DB). Hingga 19 Januari 2015, DB di Jatim terjadi 387 kasus.

Musim ini, Jombang menjadi daerah dengan kasus DB terbanyak, yakni 110 kejadian, dan menewaskan empat orang. Laporan Dinas Kesehatan Jawa Timur (Jatim) tersebut dikutip Wakil Gubernur Jatim Saifullah Yusuf dalam kunjungannya ke Rumas Sakit Umum Daerah Jombang, Rabu (21/1) sore.

Menurut Saifullah, tren DB di Jatim sejatinya mengalami penurunan signifikan. Pada 2013, menurutnya, DB di Jatim tercatat 14.936 kasus, dan pada 2014 turun menjadi 8.906 kasus.  

Meski begitu, Saifullah tetap berpesan agar bupati/wali kota memberi perhatian serius terhadap DB, sesuai SK Gubernur Nomor 20/2011 tentang pengendalian DB. “Yang paling tahu keadaan adalah bupati dan walikota. Dan pastikan masyarakat dilibatkan secara aktif menanggulangi maslah ini, karena kuncinya ada di masyarakat,” ujarnya.

Saifullah melaporkan, setiap tahun, tren DB selalu berpindah dari satu kabupaten/kota ke yang lainnya. Ia menggambarkan, tahun lalu, kejadian DB banyak terjadi di Jember, Bondowoso dan Probolinggo. Hingga awal tahun ini, menurut Saifullah, Jombang mencatatkan kasus DB paling tinggi.

Sementara itu, Bupati Jombang Nyono Suharli melaporkan, 110 pasien DB di Jombang saat ini sudah mendapatkan penanganan. “Sekarang di RSUD ada 78 pasien, yang masih di ICU 34 orang, dan yang 44 orang di bangsal,” ujar Nyono.

Ia melanjutkan, Pemkab Jombang sebenarnya sudah sejak dini  mengantisipasi DB. Desa-desa sudah di-fogging berkali-kali, bahkan ada yang mencapai 14 kali. “Namun ini di luar kemampuan manusia. Dari 110 kasus, empat meninggal karena  pada saat dikirim ke RSUD Jombang, keadan sudah akut,” katanya. Andi Nurroni

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement