Rabu 21 Jan 2015 18:13 WIB

Aliran Isa Bugis tak Mewajibkan Shalat

Rep: c94/ Red: Ilham
Aliran sesat (ilustrasi)
Foto: Republika/Mardiah
Aliran sesat (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Pada kisaran tahun 1968 telah terjadi pemberontakan mahasiswa di kampus Akademi Pembaharuan akibat faham yang sesat dari Isa Bugis dan Drs Budiya Pradipta. Sebanyak 50 persen atau 68 orang mahasiswa angkatan pertama yang baru semester dua memilih keluar dari kampus.

"Termasuk saya waktu itu sebagai Ketua Kesatuan Aksi Pemuda Pelajar Indonesia (KAPPI) sekaligus ketua Pelajar Islam Indonesa (PII) cabang Sukabumi yang pada saat itu sedang gencar-gencarnya menumpas paham Komunis PKI," kata K.H. Khoirul Yunus, Dewan Penasehan MUI Kabupaten Bogor, Rabu (21/1).

Sejak saat itu, ulama yang tergabung dalam Persatuan Umat Islam (PUI) di antaranya K.H. Dadun Abdul Qohhar dan K.H. Bidin Saefudin membatalkan kerja sama Yayasannya Adda'wah dengan Akademi Pembaharuan. "Mereka mengembangkan Yayasan Adda'wah sampai hari ini di Jalan Taman Pendidikan Cibadak Kota Sukabumi," ujarnya.

Bukan saja mereka, K.H. Zarkasyih dan K.H. Badri Sanusi yang memiliki Yayasan Syamsul Ulum Gunung Puyuh juga membatalkan kerjasamannya pada institusi sesat tersebut. Mereka memilih mengembangkan yayasannya hingga saat ini.

Selanjutnya, K.H. Acun Manshur mendirikan pesantren YLPI Ibadurrahman Tega Lega, Sukabumi yang hingga kini diteruskan putrannya. Dan Terakhir, Nafsirin Hadi K. Nawawi Bakri, Drs. Mukhlis Dasuki mendirikan Lembaga Alhuda di Jakarta.

Menurut Khoirul, sejak tahun 1968 Akademi Pembaru sudah tidak ada lagi, Namun Isa Bugis dan kader-kadernya mengubah taktik dengan menyelenggarakan pengajian dari rumah ke rumah. "Pada masa Menteri Agamanya Buya Hamka aliran tersebut sudah ditetapkan sesat di tahun 1970," katanya.

Isa Bugis memberi istilah Qumi Allil pada Q.S. Al Muzzaammili bukan diartikan Qiyamu allail atau menurut islam tahajjud. "Namun Ngaji Al-Quran versi Isa Bugis itu semalam suntuk. Sekalipun sebagaian dari mereka tidak mengerjakan shalat," kata dia.

Isa Bugis membuat geger warga Bogor setelah masuknya aliran ini dalam pelajaran agama Islam di Sekolah Menengah Pertama Proklamasi Parung Kabupaten Bogor. Warga Bogor kemudian mengeluhkan adanya aliran ini ke Majelis Ulama Indonesia (MUI).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement