Rabu 21 Jan 2015 14:24 WIB

Bojonegoro Menjadi Lumbung Pangan Nasional

Rep: Satria Kartika Yudha/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Sejumlah warga membawa hasil pertanian melintas di tanah yang kering di Waduk Pacal, Bojonegoro, Jawa Timur, Kamis (30/8).
Foto: Antara/Aguk Sudarmojo
Sejumlah warga membawa hasil pertanian melintas di tanah yang kering di Waduk Pacal, Bojonegoro, Jawa Timur, Kamis (30/8).

REPUBLIKA.CO.ID, BOJONEGORO - Target swasembada pangan yang digaungkan Presiden RI Joko Widodo membuncahkan gairah para pemerintah daerah untuk meningkatkan produksi pangan. Salah satunya Kabupaten Bojonegoro.

Bupati Bojonegoro Suyoto bahkan bertekad membuat daerahnya menjadi lumbung pangan nasional. Ia optimistis tekad tersebut bisa terwujud karena lahan-lahan pertanian di sejumlah kecamatan tak lagi tergenang banjir akibat luapan sungai Bengawan Solo.

Bojonegoro sudah memasuki masa panen. Suyoto mengatakan jumlah produksi padi di Bojonegoro pada tahun ini mencapai 856 ribu ton. Jumlah itu melebihi setengahnya dari jumlah konsumsi.

"Orang se-Bojonegoro ini makan nasi kira-kira 450 ribu ton. Berarti, Alhamdulillah kami tahun ini surplus," kata Suyoto saat menghadiri acara panen raya di Desa Gedungarum, Kecamatan Kanor, Rabu (21/1).

Untuk menjadi lumbung pangan, Suyoto menargetkan Bojonegoro harus bisa memproduksi 1 juta ton padi setiap tahunnya. Ia yakin hal ini bisa tercapai seiring keseriusan pemerintah membangun infrastruktur seperti waduk.

Suyoto semakin yakin Bojonegoro menjadi lumbung pangan karena sejumlah daerah seperti Kecamatan Kano sudah bisa mengatasi masalah luapan air sungai Bengawan Solo. Pada Januari ini, Kecamatan Kanor mampu menghasilkan panen padi sebanyak 10 ton.

Padahal, kata dia, tahun lalu para petani di Kanor gagal panen akibat lahannya tergenang air. "Jadi sekarang Kano ini yang tadinya menjadi lembah tangisan karena sering gagal panen, sekarang sudah menjadi lembah senyuman," ujarnya.

Dia mengatakan ada beberapa faktot yang membuat Kecamatan Kanor berhasil panen. Pertama, karena para petaninya sudah mulai mengerti jenis pupuk yang harus digunakan dan waktu penanamam bibit. Kemudian yang tak kalah penting adalah adanya bantuan dari TNI AD yang sigap memperbaiki tanggul Bengawan Solo sehingga airnya tidak menguap ke sawah saat musim hujan.

Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian Hasil Sembiring berjanji akan terus memfasilitasi para pemerintah daerah untuk meningkatkan produksi pangan. Misalnya dengan menyediakan tenaga ahli.

"Kami selalu siap membantu petani," ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement