REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Wendi, seorang Petugas Keamanan di Yayasan SMP-SMA Proklamasi Kecamatan Parung, Bogor meragukan kebenaran Majlis Ulama Indonesia (MUI). Hal itu disampaikan ketika Republika hendak mengkonfirmasi terkait isu bahwa sekolah itu membawa aliran sesat.
"Emang muslim itu menurut mas kaya gimana, MUI itu apa sih, emang bisa di percaya?" kata Wendi dengan emosional saat ditemui di Yayasan tersebut, Selasa (20/1).
Awalnya, ketika Republika tiba di gerbang sekolah tersebut, Wendi yang berpakaian rapi datang menghampiri. Ia mengatakan tamu tidak boleh masuk, selain Dinas Pendidikan setempat.
"Maaf bapak siapa? kalau tamu hanya diperbolehkan masuk di jam 16:30 WIB," katanya. Setelah dijelaskan, Wendi tetap tidak memperbolehkan masuk. "Saya hanya menjalankan tugas."
Saat itulah Republika berusaha bertanya soal tuduhan aliran sesat dari warga sekitar. Bukan menjawab, pria itu malah terlihat emosi. Saat itulah dia mempertanyakan kebenaran MUI. Hingga berita ini ditulis, pria itu meminta agar tidak memasuki kembali area Sekolahnya.
Dihubungi terpisah, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor, Dace Supriyadi mengatakan, petugas dari dinas pendidikan akan memeriksa surat izin kelengkapan yayasan dalam mendirikan sekolah di wilayahnya. "Hari ini petugas kami akan ke sekolah tersebut untuk menindak lanjuti perizinannya" katanya.
Sekolah itu diduga menyebarkan ajaran sesat, seperti aliran Isa Bugis. Banyak pengaduan datang dari beberapa tokoh ulama kepada Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Bogor.
"Kami menerima banyak aduan dari tokoh ulama dan juga masyarakat serta orang tua wali yang anaknya bersekolah di sekolah tersebut," kata Ketua Umum MUI Kabupaten Bogor, Ahmad Mukri Ajie.