REPUBLIKA.CO.ID, PANGKALAN BUN -- Pada hari ke-24 proses pencarian pesawat Air Asia QZ 8501, cuaca buruk masih menjadi hambatan besar dalam upaya evakuasi badan pesawat di sekitar perairan Laut Jawa.
Berdasarkan data Stasiun Badan Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Pangkalan Bun, hujan lebat masih berpotensi turun di sekitar lokasi badan pesawat. Begitu juga dengan adanya keberadaan awan Cumulonimbus (Cb).
"Nampak dari citra radar kami, pada pagi hari sebagian besar wilayah evakuasi akan turun hujan lebat. Kami himbau pada tim evakuasi untuk berhati-hati pada potensi angin kencang dan peningkatan tinggi gelombang,'' kata Kepala Stasiun BMKG Pangkalan Bun, Lukman Soleh, Selasa (20/1).
Namun, lanjut Lukman, pada siang hari hingga sore hari diperkirakan kondisi cuara relatif kondusif dengan adanya cuaca berawan di sekitar lokasi evakuasi serpihan pesawat Air Asia QZ 8501.
Sementara terkait kondisi ketinggian gelombang laut, Stasiun BMKG Pangkalan Bun memprediksi gelombang laut bakal mencapai ketinggian berkisar antara 1,5 hingga 2,5 meter.
Sedangkan arus permukaan laut bertiup dari arah barat dan arah barat laut dari lokasi evakuasi dengan kecepatan mencapai 15 hingga 40 cm/second. Untuk kondisi angin permukaan, kecepatan angin berkisar 8 sampai 15 knot dan bertiup dari arah barat dan arah barat laut.
Secara khusus, Lukman juga menyebut, pada pagi hari potensi hujan lebat akan terkonsentrasi di sekitar pesisir Kalimantan. Sedangkan ada siang hari potensi hujan lebat akan terjadi di sekitar wilayah Kalimantan Barat dan Kalimantan Selatan.
"Sehingga para penerbang yang akan melakukan proses evakuasi agar memperhatikan cuaca enroute dengan data radar cuaca untuk menghindari awan Cb," kata Lukman.