REPUBLIKA.CO.ID, SOLOK -- Pemilik angkutan umum di Kota Solok, Sumatera Barat (Sumbar), merespons turunnya harga Bahan Bakar Minyak (BBM) dengan menurunkan tarif, kendati belum ada instruksi dari Organda dan Dinas Perhubungan (Dishub) setempat.
"Kami paham apa yang dirasakan oleh masyarakat pengguna jasa angkutan umum seiring dengan telah diturunkannya kembali harga BBM secara nasional," ujar salah seorang supir Angkutan Desa (Angdes) jurusan Solok ke Tembok Kacang, Bujang (56), di Solok, Selasa.
Ia menyebutkan untuk tarif Solok ke Tembok Kacang, yang sebelumnya Rp 8.000, setelah turunnya BBM menjadi menjadi Rp 7.000 per orang.
Sementara itu, untuk jarak dekat seperti Solok ke Sumani dan Singkarak, tarif baru Rp 6.000 per orang.
Ia menambahkan penurunan tarif angkot itu, selain bagian dari kesepakatan dan inisiatif para awak angkutan umum itu juga dilatarbelakangi oleh desakan masyarakat pengguna angkutan umum tersebut.
Namun demikian, ujarnya, masih ada para pengusaha dan supir angkot yang masih memberlakukan tarif lama, dengan alasan tidak mau mengangkangi hak dan wewenang Organda dan Dishub setempat.
Kepala Dishub Solok, Eva Nasri mengatakan inisiatif yang diberlakukan oleh awak angkutan umum tersebut perlu untuk diapresiasi.
"Tindakan itu bukan suatu kesalahan," katanya.
Sementara itu, untuk penurunan tarif angkot dan angdes secara resmi, menunggu hasil rapat dengan Organda Kota Solok, yang akan dilaksanakan dalam minggu ini.