REPUBLIKA.CO.ID, JAMBI -- Dua kali penurunan harga bahan bakar minyak bersubsidi oleh pemerintah pusat pada Januari 2015 belum berdampak pada penjualan sembilan bahan pokok di Jambi, yang hingga kini tetap saja terus naik.
Bahkan dari monitoring harga yang dilakukan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Jambi, di sejumlah pasar induk tradisional dalam Kota Jambi sejak Sabtu (17/1) hingga Senin (19/1), untuk komoditas cabai harganya terus mengalami kenaikan.
Seperti di pasar Induk Angsoduo, cabai keriting pada Sabtu lalu seharga Rp30 ribu/kilogram, namun Senin ini menjadi Rp38 ribu/kg atau mengalami kenaikan sebesar Rp8 ribu.
Tidak hanya komoditas jenis cabai, kebutuhan pokok lain seperti bawang merah juga ikut mengalami kenaikan dari Rp14 ribu/kg, menjadi Rp18 ribu/kg.
"Sepertinya penurunan harga BBM Tidak ada dampaknya pada sembako. Seperti inilah, tarif angkot di Jambi pun juga tidak turun," kata Mimi, pedagang di komplek perumahan dosen UNJA, ketika dikonfirmasi, Senin (19/1).
Meski demikian, beberapa komoditas ada pula yang mengalami penurunan harga, antara lain cabai rawit hijau yang turun menjadi Rp25 ribu/kg dari harga sebelumnya Rp28 ribu/kg.
Pantauan di lapangan, harga komoditas cabai naik akibat pasokannya masih tergantung kiriman dari luar provinsi. Kenaikan harga juga dipicu belum stabilnya stok persedian cabai dari petani lokal Jambi.
Namun dari informasi terakhir yang disampaikan Kepala Bidang (Kabid) Perdagangan Dalam Negeri, Filda Defiarni, saat ini cabai lokal asal Jambi sudah mulai masuk ke pasaran setempat.
"Produksi cabai lokal kita sudah masuk pasar-pasar tradisional di kota Jambi, hanya saja belum maksimal. Insya Allah bulan depan stok sudah stabil dan harga cabai juga akan stabil," kata Filda.