REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisaris Jenderal Polisi Suhardi Alius mengaku ikhlas harus dicopot dari jabatannya sebagai Kepala Badan Reserse Kriminal (Kabareskrim) Polri oleh Presiden Joko Widodo. Ia mengatakan pengabdiannya sebagai seorang anggota Polri merupakan bentuk ibadah.
''Saya ikhlas menjalani apa yang digariskan Allah SWT,'' katanya Suhardi kepada Republika, Senin (19/1).
Menurut pria kelahiran Jakarta, 10 Mei 1962 ini, pengabdian pada negara merupakan tugas mulia dan juga merupakan jihad dalam menjalani hidup.
''Dengan keikhlasan, ladang amal untuk pengabdian terhampar dimana saja kita mau berbuat. Jadi tidak masalah saya ditugaskan dimana saja selama itu untuk pengabdian pada negara dan keluarga,'' jelasnya.
Suhardi yang dikabarkan akan menempati posisi Sekretaris Utama Lemhannas menggantikan Komjen Pol Boy Salamudin ini menuturkan dalam menjalani hidup harus punya prinsip menjadi manusia yang amanah dan istiqomah.
''Semoga kita dalam mejalani hidup di dunia ini dapat menjadi manusia yang amanah dan istiqomah,'' ujarnya.
Pria lulusan Akpol 1985 ini, dikenal sangat dekat dan ramah dengan para wartawan, terutama saat menjadi Kepala Divisi Hubungan Masyarakat (Kadiv Humas) Polri pada 2012. Di mata para awak media, Suhardi meninggalkan rekam jejak yang baik, selain dikenal ramah, mudah akrab, lugas dan cerdas juga cukup memiliki segudang prestasi.
Suhardi sangat mudah dihubungi oleh wartawan untuk memperoleh informasi atau mengkonfirmasi jika ada peristiwa. Karir Suhardi Alius juga cukup mulus dan tidak pernah tersiar kabar memiliki masalah yang menghambat perjalanan karirnya.