Ahad 18 Jan 2015 14:49 WIB

Isak Tangis Sambut Jenazah Terpidana Mati

hukuman mati (ilustrasi)
hukuman mati (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, CIAJUR -- Isak tanggis keluarga menyambut kadatangan jenazah Rani Andriani terpidana mati yang dieksekusi regu tembak di Nusakambangan, saat tiba di kampung halamanya di Kampung Ciranjang, Desa Ciranjang, Kecamatan Ciranjang, Cianjur, Jabar, Ahad, sekitar pukul 11.30 WIB.

Jenazah pun langsung disholatkan di salah satu mushola milik keluarga yang tidak jauh dari areal pemakaman Rani. Setelah itu,jenazah Rani langsung dimakamkan tepat disamping makam ibunya Nani yang meninggal tahun 2006.  

Puluhan aparat dari TNI dan Polri, terlihat melakukan pengamanan dengan memagar betis sejumlah lokasi termasuk areal menuju pemakaman keluarga, sebagai upaya mencegah terus membludaknya warga yang ingin menyaksikan pemakaman.

Kapolres Cianjur, AKBP Dedy Kusuma Bakti, mengatakan, pengamanan yang dilakukan pihaknya untuk membantu kelancaran prosesi pemakaman terhadap jenazah Rani.

"Kita melakukan pengamanan secara proposional, guna kelancaran jalannya penerima jenazah oleh keluarga hingga dimakamkan," katanya.

Sebanyak enam terpidana narkotika dan obat-obat terlarang telah dieksekusi mati di dua tempat berbeda oleh Kejaksaan Agung. Lima orang dieksekusi mati di Nusakambagan, Cilacap, Jawa Tengah, Ahad (18/1) dinihari. Seorang lainnya dieskusi di Mako Brimob Subden 3 Detasemen C di Gunung Gendil, Desa Kragilan Mojosongo Boyolali, Jawa Tengah.

Kelima terpidana mati yang dieksekusi mati di Nusakambangan adalah Ang Kim Soei (warga negara Belanda), Marco Archer Cardoso Mareira (Brasil), Namaona Denis (Malawi), Daniel Enemua (Malawi), dan Rani Andriani atau Melisa Aprilia (Indonesia). Sementara seorang yang dieksekusi mati di Boyolali adalah warga negara Vietnam, Tran Thi Bich.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement