Jumat 16 Jan 2015 11:52 WIB

Basarnas Lanjutkan Observasi Badan Pesawat QZ 8501

Pemotongan Ekor Pesawat. Petugas memotong badan pesawat Air Asia QZ8510 di Pelabuhan Panglima Utar, Kumai, Kalteng, Senin (12/1).
Foto: Republika/ Wihdan
Pemotongan Ekor Pesawat. Petugas memotong badan pesawat Air Asia QZ8510 di Pelabuhan Panglima Utar, Kumai, Kalteng, Senin (12/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Direktur Operasional Badan SAR Nasional (Basarnas) Marsma SB Supriyadi mengatakan observasi badan pesawat Air Asia QZ 8501 diteruskan dengan melakukan penyelaman di lokasi penemuan.

"Penyelaman kemarin belum membuahkan hasil. Kemarin gelap, hujan sepanjang hari dan arus bawah laut tidak baik, pagi ini dilanjutkan," kata Supriyadi dihubungi dari Jakarta, Jumat (16/1).

Kepala Basarnas FH Bambang Soelistyo pun, menurut dia, masih berada di KN Pacitan di lokasi badan pesawat ditemukan. "Ia ingin pantau langsung penyelaman pagi ini".

Jika kondisi cuaca, arus bawah air, dan visibility baik pada operasi hari ini, menurut dia, evakuasi terhadap korban yang mungkin terjebak di badan pesawat bisa diselesaikan dengan cepat.

"Kalau kondisinya baik, cerah, satu hari saja evakuasi bisa selesai. Tapi kita belum tahu apakah di badan pesawat masih ada saudara-saudara kita yang terjebak di sana," ujar dia.

Sebanyak 81 penyelam gabungan dari Tim penyelam tersebut dari Basarnas Special Group (BSG), TNI AL, penyelam dari Geo Survey dibagi dalam tiga grup bergantian melakukan penyelaman. Pertama, ia mengatakan mereka memastikan apakah masih ada korban di dalam badan pesawat, selain itu mengobservasi berat mesin pesawat untuk bisa diangkat.

Tim penyelam telah mencoba melakukan observasi dan melakukan estimasi bobot mesin pesawat agar dapat diangkat sejak Rabu (14/1). Namun arus begitu kuat mencapai hingga lima knots dan visibility hanya mencapai satu meter saja.

Menurut tim dari Geosurvey, dengan arus yang mencapai lima knots remotely operated vehicle (ROV) yang mereka bawa sulit mendapatkan gambar dari objek yang dikehendaki, karena itu harus dilakukan penyelaman. Kecepatan arus di atas 2,5 knots mengganggu kerja ROV yang dibawa kapal Geo Survey.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement