REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sleman, Julisetiono Dwi Wasito meminta kepada warga di lereng Merapi untuk meningkatkan kewaspadaan. Soalya, banjir material gunung Merapi masih cukup besar. Terlebih intensitas hujan masih tinggi.
“hujan yang cukup tinggi dapat meningkatkan potensi bencana di daerah rawan,” kata Julie usai penyerahan sertifikat bencana hunian tetap di Pendopo Kecamatan Cangkringan, Kamis (15/1).
Ia menjelaskan, ada dua bencana yang rawan terjadi saat intensitas hujan cukup tinggi, yaitu banjir dan tanah longsor. Bencana banjir lahar Merapi dan tanah longsor, menurut Julie, bisa jadi meningkat.
Kendati demikian, Julie menilai intensitas hujan yang turun beberapa hari ini masih normal. Namun, ia menegaskan, kewaspadaan tetap harus diperhatikan untuk meminimalkan korban jiwa. Sosialisasi mengenai kesiap siagaan menghadapi bencana, sudah sering diakukan oleh BPBD Sleman.
Selain itu, early warning system (EWS), juga akan segera dipasang terutama di daerah rawan bencana banjir dan longsor. Alat ini sebagai peringatan dini kepada masyarakat apabila akan terjadi bencana.
Menurut Julie, akan ada 13 EWS yang akan dipasang di daerah rawan bencana banjir di aliaran Sungai Gendol, Opak, dan Boyong. Sementara itu, untuk EWS bencana longsor terdapat dua unit yang akan dipasang di Desa Bokoharjo, Prambanan. Kemudian, satu unit alat ukur hujan dan empat CCTV di sungai yang berhulu dari Merapi juga akan dipasang. “sehingga masyarakat bisa waspada,” katanya.
Kepala Bidang Sumber Daya Air dan Mineral (SDAEM) Sleman, Fauzan Darmadi menjelaskan, material gunung Merapi saat ini masih terdapat 70 juta meter kubik. Sehingga, hal ini masih menjadi ancaman bagi warga yang berada di lereng gunung Merapi. “Sungai di hulu Merapi memiliki daya tampung 20 ribu meter kubik,” katanya.
Menurut Fauza, normalisasi sungai, sudah dilakukan. Namun, daya tampung untuk material gunung Merapi masih jauh dari harapan. Karena itu, ia mengharapkan masyarakat lebih waspada terhadap resiko bencana.