REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Politikus Partai Gerindra, Desmond Junaedi Mahesa, melihat keanehan dalam penetapan tersangka Komjen Pol Budi Gunawan oleh KPK. Bukan hanya terhadap indikasi muatan politik dari KPK, tapi juga dari sikap Kapolri Jenderal Pol Sutarman.
"Ada apa dengan KPK? Ada asumsi main-main dengan internal, apa Pak Sutarman tahu? KPK bahagia banget, apa Pak Sutarman punya jago? Dengan BG rontok, maka jagonya bisa masuk. Ini aneh saja," katanya saat diskusi di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Kamis (15/1).
Desmond mengatakan, tidak ada raut kesedihan dari Sutarman atas penetapan Budi sebagai tersangka. Padahal, sebagai atasan, mestinya dia merasa malu bukan justru memberi karpet merah terhadap Ketua KPK Abraham Samad saat ingin bertandang ke Mabes Polri di hari penetapan calon Kapolri Budi Gunawan sebagai tersangka. "Kalau anak buah salah maka pimpinan merasa salah. Saya tidak melihat itu. Setelah ditetapkan, orang datang mau, dikasih karpet merah, dan disambut senyum ceria. Setahu saya Pak Tarman senyumnya tidak seceria itu. Semoga saja persepsi saya salah," terangnya.
Seperti diketahui, Komjen Pol Budi ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK pada 13 Januari 2015. Dia menjadi tersangka sehari sebelum melakukan uji kepatutan dan kelayakan. Hal tersebut menuai dugaan adanya muatan politik di balik penetapannya sebagai tersangka.
Kendati berstatus sebagai tersangka, Komjen Pol Budi tetap lulus dalam fit and proper test yang digelar komisi III dan sudah disetujui di sidang paripurna DPR. Fraksi Partai Demokrat dan PAN memberi catatan yang tak terpisahkan atas status tersangka Budi Gunawan. Jika tidak ada perubahan, Kalemdikpol Polri itu kini menunggu pelantikan oleh Presiden Joko Widodo