Kamis 15 Jan 2015 23:45 WIB

Underpass Tambun Ditargetkan Selesai 2015

Rep: c79/ Red: Karta Raharja Ucu
Petugas dari Suku Dinas Pekerjaan Umum Jalan, menyelesaikan perbaikan drill jalan yang jebol di underpass Blok A, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Selasa (15/7). (Republika/Raisan Al Farisi)
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Petugas dari Suku Dinas Pekerjaan Umum Jalan, menyelesaikan perbaikan drill jalan yang jebol di underpass Blok A, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Selasa (15/7). (Republika/Raisan Al Farisi)

REPUBLIKA.CO.ID,BEKASI -- Proyek pembangunan underpass Tambun, Kabupaten Bekasi masih dalam tahap pengerjaan. Jalan yang nantinya akan terpisah dari perlintasan rel kereta api tersebut ditargetkan akan rampung pada 2015.

Kepala Bidang Perencanaan dan Fisik pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Bekasi, Taufik mengatakan, pelaksanaan pembangunan underpass tersebut sudah mulai dilakukan secara bertahap oleh pemerintah pusat di sekitar wilayah Tambun.

"Pengerjaan kontruksi awal telah dilakukan pada pertengahan tahun lalu. Pembangunan konstruksi awal tersebut menelan biaya sekitar Rp 45 miliar," ujar Taufik, Kamis (15/1).

Underpass ini, kata Taufik, nantinya akan melintasi bawah rel kereta api yang berada di Mangunjaya. Karenanya, akibat pembangunan underpass ini perlintasan di Jalan Raya Mekarsari-Mangunjaya di wilayah Tambun Selatan ditutup sejak 12 Agustus 2014.

Ditutupnya akses tersebut membuat warga sekitar harus mencari jalur alternatif yang biasa melintas. Jalur alternatif lain yang biasa digunakan di antaranya pintu rel PT Indoporlen, Setamekar, Samping Naga Tambun, Sekolah Yayasan Pendidikan Islam dan Perumahan Kompas.

"Berdasarkan data dari Detail Engineering Design (DED), jalan bawah tanah ini memiliki lebar 32 meter yang terdiri dari dua jalur. Panjang masing-masing jalur adalah 200 meter dengan rel kereta api yang berada di atasnya," imbuh Taufik.

Taufik mengatakan, pembangunan underpass itu merupakan program dari pemerintah pusat dengan usulan dari pemerintah daerah untuk menyelesaikan masalah kemacetan yang terjadi di wilayah Tambun-Cibitung. Selain itu, pembangunan jalan ini, menurutnya juga bagian dari mega proyek Double-Double Track (DDT) yang merupakan program PT KAI.

Pengerjaan underpass ini, kata dia, dikerjakan dalam dua tahap dengan dua tahun anggaran. Untuk tahap pertama, lanjut Taufik telah dianggarkan kurang lebih sebesar Rp 45 miliar. Sedangkan untuk tahap kedua dianggarkan sebesar Rp 58 miliar.

"Total dana untuk pengerjaan proyek ini sekitar Rp 103 miliar. Semua ditanggung pemerintah pusat dan Bekasi hanya menyiapkan pembebasan lahan untuk proyek ini,” imbuhnya.

Pembangunan underpass Tambun ini, lanjut Taufik, diharapkan mampu mengurai kemacetan di beberapa titik sepanjang Jalan Sultan Hasanudin, Tambun hingga Cibitung. Selama ini, lokasi yang berdekatan dengan Pasar Tambun  itu memang dikenal sebagai titik kemacetan. Apalagi saat palang pintu perlintasan kereta api ditutup, meskipun hanya ditutup beberapa menit, kemacetan langsung terjadi dan tidak dapat terhindarkan.

Dapat mengunjungi Baitullah merupakan sebuah kebahagiaan bagi setiap Umat Muslim. Dalam satu tahun terakhir, berapa kali Sobat Republika melaksanakan Umroh?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement