REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --Indonesia Police Watch (IPW) menilai ada permainan politik ketika Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menetapkan Komjen Pol Budi Gunawan sebagai tersangka.
Selain itu, menurut Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW), Neta S. Pane hal tersebut juga tidak terlepas dari persaingan di internal Polri.
"Ada permainan politik praktis di balik penetapan tersangka Budi Gunawan. Ini tidak terlepas dari cakar-cakaran di Polri," katanya di kompleks parlemen, Kamis (15/1).
Neta berpendapat ada sesama perwira tinggi yang tidak menyukai Budi Gunawan maju sebagai Kapolri. Menurutnya, mereka merasa lebih pantas menduduki posisi tertinggi institusi Kepolisian tersebut.
"Ada tiga perwira tinggi aktif yang berusaha secara keras menjatuhkan Budi Gunawan jadi Kapolri baru. Satu tidak suka, merasa lebih pantas," jelasnya.
Ia melanjutkan dari ketiga perwira tinggi tersebut ada yang mencoba membujuk Kompolnas mencoret nama Budi untuk diajukan ke Presiden. Ketika proses penjaringan bakal calon berlangsung. Namun, dia enggan menyebut nama perwira tinggi tersebut.
"Dua hari sebelum KPK menetapkan Budi Gunawan jadi tersangka salah satu dari tiga orang ini melobi Kompolnas untuk menjatuhkan Dia. Tapi saya tidak akan sebutkan namanya," jelasnya.