Kamis 15 Jan 2015 12:50 WIB

Pemerintah Tegaskan Harga Premium Bakal Berubah Setiap Dua Minggu

Rep: satria kartika yudha/ Red: Esthi Maharani
Pengendara sepeda motor mengisi BBM di SPBU Kuningan, Jakarta, Senin (12/1)
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Pengendara sepeda motor mengisi BBM di SPBU Kuningan, Jakarta, Senin (12/1)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Menteri Koordinator Perekonomian Sofyan Djalil menegaskan pemerintah serius dengan kebijakan untuk menetapkan harga BBM jenis premium setiap dua minggu sekali seperti pertamax. Menurut dia, hal ini tepat dilaksanakan guna mengakomodasi fluktuasi harga minyak.

Seperti diketahui, pemerintah per 1 Januari 2015 memutuskan mencabut subsidi untuk premium. Dengan begitu, harga premium dijual sesuai harga keekonomian.

Dalam waktu dekat, pemerintah pun berencana kembali menurunkan harga premium menjadi Rp 6.500 per liter menyusul anjloknya harga minyak dunia di bawah level 50 dolar AS per barel.

"Bulan ini mungkin memang tidak tepat di tengah bulan (penurunan serta perubahan harga BBM). Tapi Februari nanti, perubahan harga akan terjadi setiap dua minggu sekali," kata Sofyan di Hotel Borobudur, Jakarta, Kamis (15/1).

Dengan kebijakan itu, ujar Sofyan, perubahan harga minyak yang saat ini cenderung mengalami penurunan akan cepat terasa manfaatnya.

"Kalau harga minyak turun, harga BBM juga cepat turun. Sehingga, Pertamina tidak terlalu banyak keuntungannya. Kalau harga naik juga tidak terlalu banyak ruginya," Sofyan mengatakan.

Mantan menteri BUMN tersebut menjelaskan, cara penghitungan harga BBM juga akan diubah dengan kebijakan penetapan BBM setiap dua minggu sekali. Saat ini, kata Sofyan, harga BBM dihitung menggunakan rata-rata harga minyak dari tanggal 25 bulan sebelumnya sampai tanggal 24 bulan berjalan.

Bila dilakukan secara dua mingguan, akan dikurangi dari tanggal 25 bulan sebelumnya menjadi hingga tanggal 10 bulan berjalan. Atau bisa juga dari tanggal 28 bulan sebelumnya hingga tanggal 12 bulan berjalan.  

"Selain harga minyak, tentu kurs juga menjadi perhitungan," ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement