Kamis 15 Jan 2015 12:42 WIB

Tanjungpura, Area Terparah Banjir Langkat

 Beberapa anak bermain air didepan rumanya ketika banjir merendam rumahnya di kelurahan Ternate Tanjung, Manado, Sulawesi Utara, Ahad (11/1). (Antara/Fiqman Sunandar)
Beberapa anak bermain air didepan rumanya ketika banjir merendam rumahnya di kelurahan Ternate Tanjung, Manado, Sulawesi Utara, Ahad (11/1). (Antara/Fiqman Sunandar)

REPUBLIKA.CO.ID,LANGKAT--Kecamatan Tanjungpura, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, merupakan daerah terparah terendam banjir dari lima kecamatan yang terkena, selain itu ada tiga titik benteng yang jebol mengakibatkan air terus bertahan ditambah air laut yang masuk ke daratan.

"Ada tiga titik benteng yang jebol memperparah kondisi banjir sekarang ini," kata Kepala Wilayah Kecamatan Tanjungpura Surianto, di Tanjungpura, Kamis (15/11).

Adapun tiga titik benteng yang jebol itu kesemuanya berada di Desa Pematang Cengal Barat mencapai 30 meter, ditambah air laut juga pasang sehingga air masih bertahan disana.

"Dari benteng yang ada sekarang ini di Desa Pematang Cengal Barat ketinggian air diatas benteng mencapai 50 centimeter dan air terus melimpah ke pemukiman warga," katanya.

Surianto juga menjelaskan upaya penimbunan benteng terus dilakukan, diharapkan bisa secepatnya dilakukan untuk mengantisipasi agar air tidak terus masuk ke pemukiman penduduk.

Hal itu juga sudah dilakukan oleh Muspika Kecamatan Tanjungpura dengan menimbunkan karung-karung pasir terhadap benteng yang ada di Kelurahan Pekan Tanjungpura, sehingga air tidak meluas masuk ke pemukiman warga.

Dari data yang ada sekarang ini ada sekitar 6.150 rumah warga yang terendam air setinggi 50 centimeter hingga satu meter di Desa Pekubuan, Pematang Cengal Barat, Paya Perupuk, Lalang, Kelurahan Pekan Tanjungpura, Baja Kuning, Teluk Bakung, dan beberapa tempat lainnya.

"Kita khawatir dengan hujan susulan yang masih terjadi, karena Tanjungpura tofografinya seperti kuali, jadi begitu air tinggi di Sungai Batang Serangan, maka air segera melimpah ke berbagai desa yang terlintas sungai tersebut," sambungnya.

Namun demikian berbagai upaya untuk perbaikan benteng terus dilakukan agar air tidak lagi masuk ke pemukiman warga.

Selain itu juga ada beberapa keluarga yang mengungsi, namun secara keseluruhan mereka mengungsi ke rumah keluarganya yang tidak terendam air, ada juga yang bertahan di kediamannya untuk menjaga harta benda mereka.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement