REPUBLIKA.CO.ID, KOTABARU -- Tim evakuasi dua mayat yang diduga korban Pesawat Airasia QZ8501 di Pulau Maradapan, Kecamatan Pulau Sembilan, Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan, terkendala akibat gelombang tinggi sekitar dua meter.
"Tinggi gelombang di perairan Kotabaru dan Batulici ke arah lokasi Maradapan diperkirakan 2 meter hingga 3 meter, sehingga kapal yang akan melakukan evakuasi agak kerepotan," kata Rescuer Pos SAR Kotabaru, Muhammad Imam Nazarudin, di Kotabaru, Kamis (15/1).
Dijelaskan dia, kapal KP Sadewa yang diberangkatkan Rabu (14/1) sekitar pukul 19.00 WITA ke Pulau Maradapan, Pulau Sembilan, kandas sekitar pukul 02.00 WITA setelah menabrak gosong, sehingga kapal terpaksa menunggu air laut pasang.
Sadewa yang membawa sekitar 40 personil dari tim gabungan tersebut baru bisa diberangkatkan melanjutkan pelayaran ke Pulau Maradapan pada Kamis pukul 09.00 WITA.
"Mudah-mudahan nanti pukul 12.00 WITA kapal Sadewa dengan AKP Tamran sudah sampai di Maradapan," kata dia.
Selain Sadewa, tim juga memberangkatkan satu buah kapal Polisi 2003 untuk membantu mengevakuasi mayat dan barang-barang yang ditemukan nelayan Maradapan.
Sebelumnya, pada Rabu (14/1) nelayan Pulau Sembilan menemukan dua mayat sekitar 10 mil sebelah barat Pulau Maradapan, dalam kondisi mengapung.
Mayat yang diduga berkelamin kaki-laki dan perempuan itu kondisinya sudah membengkak, dan wajahnya sudah tidak bisa dikenali. Selain dua mayat, nelayan juga menemukan sejumlah barang, di antaranya, potongan kursi, dan kotak, serta serpihan pesawat.