Kamis 15 Jan 2015 00:20 WIB

Kapal AS dan Singapura akan Tinggalkan Lokasi Pencarian Air Asia

Petugas memindahkan ekor pesawat Air Asia QZ8501 dari kapal Crest Onyx di Pelabuhan Panglima Utar, Kumai, Kalteng, Ahad (11/1). (Republika/Wihdan)
Petugas memindahkan ekor pesawat Air Asia QZ8501 dari kapal Crest Onyx di Pelabuhan Panglima Utar, Kumai, Kalteng, Ahad (11/1). (Republika/Wihdan)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan SAR Nasional (Basarnas) F Henry Bambang Soelistyo mengatakan bahwa dua kapal bantuan asing dari Singapura dan Amerika Serikat akan meninggalkan daerah operasi pencarian korban pesawat AirAsia QZ 8501 pada Kamis (15/1).

"Besok (Kamis red), kapal Singapura dan kapal Amerika akan meninggalkan operasi pencarian," kata Soelistyo di kantor Pusat Basarnas, Jakarta, Rabu (14/1).

Pemulangan dua kapal Singapura dan dua kapal Amerika menandakan berkurangnya kekuatan asing dalam di daerah pencarian. Namun, menurut dia, pencarian korban AirAsia masih akan dibantu oleh satu kapal asing yang berasal dari Cina.

"Kapal Tiongkok ini baru beberapa hari di sini, selain itu mereka datang dari jauh, jadi masih saya pertahankan untuk tetap membantu," kata Soelistyo.

Kapal Cina tersebut tetap akan diikutsertakan untuk sebanyak-banyaknya menemukan korban pesawat yang diduga masih berada di dalam perairan Selat Karimata, Kalimantan Tengah.

Sebelumnya, Basarnas telah melakukan pengurangan bantuan asing sejak Jumat (9/1), dimana kapal bantuan Pemerintah Jepang, yaitu JS Ohnami dan JS Takanami yang berada di bawah komando Divisi Keenam Pasukan Bela Diri Laut Jepang (JMSDF) dikembalikan.

Selain itu, kapal Rusia serta para penyelamnya dan sebuah kapal Singapura, dikatakan Soelistyo, sudah mulai meninggalkan kegiatan evakuasi korban dan puing Pesawat AirAsia sejak beberapa hari lalu.

Selanjutnya, bantuan pesawat dari Pemeritah Korea Selatan mulai Senin (12/1) juga tidak lagi berpatroli membantu Tim SAR gabungan, yang kemudian disusul dua kapal Malaysia pada Selasa (13/1).

Menurut dia, pengurangan ini dilakukan karena bantuan yang dibutuhkan Tim SAR gabungan telah menurun, sehingga beberapa kapal dari luar negeri sudah dapat meninggalkan area operasi.

Pengurangan yang dipertimbangkan berdasarkan hasil evaluasi operasi pencarian ini ditujukan agar pencarian lebih efisien karena kegiatan di lapangan juga akan menurun. "Tentu, kita ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada negara-negara sahabat yang telah membantu kita," katanya lebih lanjut.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement