REPUBLIKA.CO.ID,BOGOR--Untuk mengantisipasi jatuhnya korban jiwa akibat pohon tumbang maupun patah karena lapuk, Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor melakukan zonasi agar kawasan tersebut tidak didekati oleh pengunjung.
"Ada beberapa pendekatan yang bisa dilakukan, salah satunya zonasi, kita akan beri kelas pohon-pohon berdasarkan usia serta jenisnya. Dari usia dilihat nanti mana pohon yang bisa diantisipasi untuk tumbang," kata Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Prof Iskandar Zulkarnain, saat mengunjungi korban pohon tumbang di RS PMI, Senin.
Menurutnya, pemeliharan dan perawatan pohon di Kebun Raya Bogor dan kebun raya lainnya dilakukan secara rutin dan periodik, namun tentunya tidak semua dapat terdeksi kondisinya karena jumlah pohon yang mencapai belasan ribu.
Ia mengatakan, untuk kondisi pohon secara keseluruhan di Kebun Raya Bogor cukup baik, hanya saja ada beberapa pohon yang dari luar tampak kokoh ternyata lapuk di dalam karena pengaruh rayap yang merusak pohon.
"Seperti pohon Damar yang patah kemarin itu, yang patah bagian atas pohon yang sulit bagi kita mendeteksinya, karena dari kasat mata tampak luar dia kokoh, ternyata di dalamnya sudah menjadi serbuk," katanya.
Prof Iskandar mengatakan, tidak semua pohon berusia 100 tahun lapuk, seperti pohon jati yang semakin tua semakin kuat dan kokoh. Sementara pohon Damar Agathis Borneo tersebut tergolong pohon yang rawan lapuk dan mudah dimakan rayap.
Ia menambahkan, pascakejadian pohon tumbang yang menewaskan lima orang pengunjungnya, LIPI akan melakuakn pendataan secara akurat kondisi pohon-pohon yang ada di Kebun Raya Bogor dan juga kebun raya lainnya yang ada di seluruh Indonesia.
"Peristiwa ini mendorong kita untuk mengembangkan teknologi yang dipakai untuk medeteksi pohon lapuk, dan itu memakai teknologi Sonic Tomography yang biasa digunakan dibidang kesehatan dan ilmu kebumian," katanya.
Sementara itu, Kepala PKT Kebun Raya Bogor Didik Widyatmoko mengatakan, butuh waktu satu minggu untuk melakukan identifikasi seluruh pohon koleksi yang ada di Kebun Raya Bogor.
Ia mengatakan, ada sekitar 14.000 lebih koleksi pohon di Kebun Raya Bogor, beberapa diantaranya ada yang berusia 100 tahun bahkan mendekati 200 tahun.
Koleksi ini terdiri dari pohon-pohon besar, angrek dan jenis pohon lainnya. "Selama proses identifikasi dilakukan kebun raya tetap beroperasi, ini adalah jaminan saya bahwa kebun raya aman bagi yang berkunjung," katanya.
Dikatakannya, identifikasi akan diprioritaskan di zona-zona yang rawan seperti lokasi yang banyak dikunjungi wisatawan, termasuk jalan Astrit tempat terjadinya pohon tumbang.
Zona yang terdapat pohon rawan tumbang atau lapuk akan diisolasi dan tidak diperbolehkan pengunjung untuk mendekatinya. Selain itu, Kebun Raya Bogor juga mengerahkan petugas keamanan yang berjaga-jaga setiap saat untuk memperingatkan pengunjung jika sewaktu-waktu ada cuaca buruk.
Didik menambahkan, potensi pohon tumbang dapat saja terjadi karena pengaruh angin, sehingga tidak ada zona tanpa resiko. Berbeda dengan pohon yang menewaskan lima orang tersebut, patah ketika tidak ada angin.
"Tidak ada zona tanpa resiko, pohon itu patah karena lapuk, dan untuk menghindari perlu kewaspadaan dan kehati-hatian. Kedepan kita akan membatas area pengunjung agar tidak berada di zona rawan pohon tumbang," katanya.