REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG --Provinsi Jawa Barat dinilai masih kekurangan rumah sakit umum daerah atau RSUD. Pasalnya, semakin meningkatnya peserta badan pelayanan jaminan kesehatan (BPJS) membuat RSUD sangat dibutuhkan untuk meningkatkan mutu layanan kesehatan.
Anggota DPRD Jabar Komisi 5 bidang Kesra, Maman Abdurrahman mengungkapkan, kurangnya layanan kesehatan di Jabar sendiri disebabkan oleh beberapa faktor. Diantaranya adalah faktor geografis serta anggaran yang minim. Sebab, kondisi geografis jabar sendiri merupakan paling banyak wilayah pegunungan. Sehingga, untuk mencapai rumah sakit ke kota masyarakat kesulitan akses transportasi.
Selain itu juga, anggaran kesehatan yang di tetapkan untuk APBD Provinsi Jabar belum memenuhi kebutuhan. Sebab, saat ini, kata Maman, porsi anggaran kesehatan di provinsi Jabar sebesar 7,1 persen atau sebesar 24 triliun. Padahal, paling tidak, jabar membutuhkan 10 persen pos anggaran untuk kesehatan.
''Saat ini anggaran terbatas, selain itu juga software penyediaan dokternya harus siap. Karena itu, kita mendorong anggaran bisa masuk ke angka 10 persen, tapi itu sedang proses, kita sudah hampir mencapai 10 persen,'' ungkapnya.
Maman mengatakan, paling tidak, setiap kabupaten /kota menambah satu RSUD lagi. Karena saat ini, hanya ada beberapa kabupaten yang memiliki lebih dari satu RSUD dari 27 kabupaten/kota yang ada di Jawa Barat.
Namun diakui Maman, memang untuk membangun RSUD membutuhkan anggaran yang cukup besar, Yaitu sekitar Rp 300 miliar. Artinya apabila ada 27 RS yang akan dibangun, membutuhkan anggaran sekitar 60 triliun.
''Karena itu, tidak bisa mengandalkan APBD provinsi saja, pusat juga harus membantu, termasuk kabupaten/kota,'' jelasnya.