Senin 12 Jan 2015 12:38 WIB

Duh, Jabar Kekurangan RSUD

Rep: C80/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Dua orang pelajar korban luka kecelakaan bus pariwisata dan mobil Kijang mendapatkan perawatan di RSUD Cierang, Subang, Jawa Barat, Selasa (17/6) malam.
Foto: antara
Dua orang pelajar korban luka kecelakaan bus pariwisata dan mobil Kijang mendapatkan perawatan di RSUD Cierang, Subang, Jawa Barat, Selasa (17/6) malam.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG --Provinsi Jawa Barat dinilai masih kekurangan rumah sakit umum daerah atau RSUD. Pasalnya, semakin meningkatnya peserta badan pelayanan jaminan kesehatan (BPJS) membuat RSUD sangat dibutuhkan untuk meningkatkan mutu layanan kesehatan.

Hal tersebut dikatakan oleh anggota DPRD Jabar Komisi 5 bidang Kesra, Maman Abdurrahman. Dirinya mengatakan selama ini pelayanan kesehatan masih terkendala jumlah RSUD yang belum ideal, terutama dalam melayani peserta BPJS.

''Setiap peserta BPJS harus dilayani rumah sakit. Sementara Faktanya, tidak semua kabupaten/kota memiliki RSUD yang mencukupi'' katanya saat dihubungi Republika, Senin (12/1).

Sebab, kata dia, untuk Bandung raya saja, masyarakat masih bergantung kepada RS Hasan Sadikin di kota Bandung serta RSU Al -Ihsan di Kabupaten Bandung. Sehingga, pasien terpaksa jauh-jauh datang ke kota.

''Seharusnya pasien tidak perlu repot -repot ke kota. Tapi itu karena banyak rumah sakit yang belum siap,'' ujarnya.

Oleh sebab itu, dirinya mendukung program gubernur Jabar Ahmad Heryawan, yang mencanangkan program satu kabupaten/kota memiliki dua RSUD. Meski ia mengerti biaya pembangunan RSUD mencapai RP 300 miliar.

Karena itu, dirinya meminta setiap rumah sakit untuk meningkatkan pelayanan mereka, dengan harga yang terjangkau. ''Paling tidak, setiap ibu hamil bisa melahirkan ditempat yang terdekat,'' tambahnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement