Senin 12 Jan 2015 11:42 WIB

Basarnas: FDR Sudah Diangkat, Sinyal CVR Terdengar

Rep: C85/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Petugas BPPT tunjukan titik koordinat black box AirAsia QZ8501 di Jakarta, Ahad (11/1),
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Petugas BPPT tunjukan titik koordinat black box AirAsia QZ8501 di Jakarta, Ahad (11/1),

REPUBLIKA.CO.ID, PANGKALAN BUN - Penyelaman pada hari keempat belas pencarian AirAsia

QZ 8501 akhirnya bisa mengangkat salah satu bagian kotak hitam, FDR atau Flight Data Recorder. Direktur Operasional Basarnas SB Supriyadi mengungkapkan bahwa FDR saat ini telah diangkat, dan tim penyelam sedang fokus untuk mencari bagian Black Box lainnya, CVR atau Cockpit Voice Recorder.

FDR sendiri ditemukan pada jarak 1 kilometer dari penemuan ekor pesawar pada arah tenggara. Sementara sinyal CVR dideteksi pada titik yang jaraknya hanya 20 meter dari penemuan FDR.

"Teknis pengangkatan FDR, dengan melakukan pengangkatan terlebih dahulu bagian pesawat yang menghimpitnya. Baru FDR diangkat," jelas Supriyadi, Senin (12/1).

Laporan penemuan FDR sendiri secara resmi barus disampaikan kepada Basarnas pada Ahad (11/1) malam sehingga sempat terjadi kesimpangsiuran informasi.

Seperti diketahui, kotak hitam atau black box terdiri dari dua bagian, FDR dan CVR. FDR sendiri berfungsi untuk merekam seluruh data penerbangan seperti ketinggian pesawat, jarak jelajah, kecepatan terbang, ataupun volume bahan bakar.

Sedangkan CVR berfungsi untuk merekam seluruh percakapan di cockpit pesawat, termasuk percakapan antara pilot dan kopilot ataupun pramugari.

Baik FDR dan CVR memiliki pinger atau pemancar sinyal masing-masing sehingga memungkinkan untuk ditemukan secara terpisah. Black box akan menjadi kunci dalam investigasi penyebab kecelakaan Air Asia QZ8501.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement