REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Badan sar Nasional, berencana mengangkat kotak hitam Pesawat Air Asia QZ 8501 hari ini, Senin (12/1). Hal ini setelah Kapal Negara (KN) Jadayat mendeteksi keberadaan kotak itu.
Direktur Kenavigasian Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Tonny Budiono dalam keterangan tertulis mengatakan proses pengangkatan akan dilakukan beberapa tahap. Khususnya setelah tim lapangan menggeser serpihan badan pesawat yang menghimpit kotak hitam. "Bila penggeseran serpihan badan pesawat tidak berhasil, maka akan melakukan pengangkatan serpihan badan pesawat dengan menggunakan sistem balon," katanya.
Pengangkatan kotak hitam AirAsia QZ8501 tersebut merupakan tindak lanjut dari pendeteksian KN Jadayat yang berada di kedalaman sekitar 30-32 meter di bawah laut dengan titik koordinat 03 37 21 S 109 42 42 E. Tonny mengatakan tim penyelam dari TNI AL yang berada di KN Jadayat telah memberi 'Marker Buoy' (penanda) kecil pada lokasi yang benda yang dideteksi sebagai kotak hitam dimaksud.
Dia menjelaskan dalam proses pencarian kotak hitam dengan menggunakan pinger locator, senantiasa dilakukan pengamanan dari gangguan. Gangguan bisa terjadi akibat lalu lintas kapal lain yang melintas dan gangguan sinyal telekomunikasi.
"Sehingga diterapkan protocol Radio Silent yang mengakibatkan untuk sementara Tim Pencari tidak dapat dihubungi secara langsung dengan media komunikasi apapun termasuk radio," katanya.
Sementara itu, Dirjen Perhubungan Laut Bobby Mamahit mengatakan meskipun posisi kotak hitam telah ditemukan, pihaknya tetap memerintahkan kepada seluruh kapal negara milik Kementerian Perhubungan, Stasiun Radio Pantai dan Petugas Menara Suar di wilayah perairan terkait tetap siaga. Dalam hal meningkatkan pemantauan adanya korban dan serpihan badan pesawat AirAsia QZ 8501 yang mungkin saja hanyut atau terdampar di sekitar Selat Karimata, Selat Sunda, Selat Makassar, dan Laut Jawa.