REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Perekayasa Madya Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Yudo Haryadi mengatakan guna menemukan sisa badan pesawat Air Asia QZ8501, sebaiknya terlebih dahulu dilakukan pemetaan secara sistematis. Sebab, bila sudah dilakukan pemetaan, pencarian akan mudah dilakukan dibanding mencari secara random.
“Kalau bagian badan-badan pesawat yang lain, BBPT menyarankan untuk terlebih dahulu dilakukan pemetaan dengan cara sistemastis di daerah situ, itu kan radius nya kan sudah ketahuan biar pencarian lebih tersistem,” kata Yudo kepada Republika Online, Ahad (11/1).
Selama ini kata dia penyelaman untuk mencari puing-puing pesawat beserta korban yang terjebak di dalamnya dilakukan tidak dengan pemetaan.
Yudo menilai di hari ke 15 ini sebenarnya proses pencarian sudah tidak masuk ke masa slow down, di mana para tim evakuasi gabungan seharusnya dapat mencari dengan cara tersistem dan tidak terburu-buru.
Selama ini, kata dia pihak BPPT sedikit terhambat dalam melakukan survei karena adanya penyelam di dasar laut yang juga melakukan pencarian. Menurut dia, bila survei dan penyelaman dilakukan secara bersamaan, maka akan sangat bahaya bagi keselamatan penyelam.
Untuk itu kata dia, pemetaan harus dirampungkan terlebih dahulu dengan observasi dengan teknologi. Bila bagian-bagian pesawat sudah terdeteksi, maka barulah para penyelam diturunkan serta kemudian dilakukan pengangkatan.