REPUBLIKA.CO.ID,DENPASAR--Pengamat masalah pertanian Dr Gede Sedana mengingatkan pengembangan pertanian seharusnya berbasis komoditas lokal, seperti padi, palawija dan hortikultura agar dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya petani, sekaligus mewujudkan swasembada pangan dalam tiga tahun.
"Hal itu sesuai dengan sasaran pengembangan agroindustri untuk mewujudkan swasembada pangan dalam tiga tahun mendatang sesuai tekad Presiden Joko Widodo," kata Dekan Fakultas Pertanian Universitas Dwijendera Denpasar, Ahad (11/1).
Ia mengatakan, pengembangan pertanian berbasis lokal itu memanfaatkan serta meningkatkan sumber daya manusia perdesaan dari orientasi produksi ke arah komersial atau agribisnis.
Selain itu, meningkatkan diversifikasi produk olahan melalui peningkatan nilai guna produk, sehingga pendapatan petani meningkat.
Ia menambahkan pengembangan agroindsutri di perdesaan secara langsung menjamin terkendalinya arus urbanisasi tenaga kerja perdesaan menuju ke kota melalui penciptaan lapangan kerja.
Tersedianya kesempatan kerja dan peningkatan pendapatan petani dari lahan usaha tani serta olahan produk dapat menjadi salah satu faktor penghambat derasnya alih fungsi lahan sawah.
Pemerintahan Jokowi-JK menargetkan akan mencapai swasembada pangan dalam waktu tiga tahun.
Untuk itu Gede Sedana mengingatkan harus diimbangi integrasi yang kuat di antara hulu dan hilir, bahkan sangat mutlak harus dilakukan.
Hal itu didasarkan atas subsistem hilir yang harus diperkuat untuk mengimbangi perbaikan di subsistem hulu yakni menyangkut subsistem pengolahan dan pemasaran produksi pertanian.
Hal itu menjadi sangat penting dilakukan untuk memberikan makna terhadap agribisnis yang dikembangkan secara terpadu dan selaras dengan semua subsitem yang ada di dalamnya.
"Agribisnis sebagai kegiatan yang berhubungan dengan penanganan komoditas pertanian yang menjadi salah satu atau keseluruhan mata rantai produksi, pengolahan masukan dan keluaran produksi agroindustri)," ujar Dr Gede Sedana.