Sabtu 10 Jan 2015 13:08 WIB

Ingin Evakuasi Air Asia, Ini Fokus Basarnas Sekarang

Rep: Reja Irfa Widodo/ Red: Erik Purnama Putra
Petugas Basarnas di di Lanud Iskandar, Pangkalan Bun, Kalteng, Sabtu (10/1).
Foto: Republika/Wihdan H
Petugas Basarnas di di Lanud Iskandar, Pangkalan Bun, Kalteng, Sabtu (10/1).

REPUBLIKA.CO.ID, PANGKALAN BUN -- Pada hari ke-14 masa pencarian dan evakuasi korban pesawat Air Asia QZ8501, Sabtu (10/1), salah satu fokus Basarnas adalah melakukan deteksi bawah laut. Hal ini dilakukan untuk sebagai upaya pembuktian objek-objek yang sebelumnya ditemukan oleh tim gabungan pencarian dan evakuasi pesawat Air Asia.

Direktur Operasional Badan SAR Nasional (Basarnas), Marsma SB Supriadi mengungkapkan, upaya deteksi bawah laut itu akan itu akan dilakukan oleh tim alpha penyelam Basarnas, yang terdiri dari para penyelam profesional. Sebelumnya, memang sempat ditemukan sebuah objek besar yang diduga badan pesawat.

''Deteksi bawah laut untuk pmbuktian-pembuktian objek itu dengan penyelam-penyelam profesional tersebut,'' kata Supriyadi kepada wartawan di Posko Gabungan, Pangkalan Bun.

Selain upaya deteksi bawah laut, Basarnas juga akan meningkatkan penyisiran di wilayah permukaan laut dengan kapal-kapal tambahan. Penyisiran ini untuk mengantisipasi kemungkinan hanyutnya serpihan-serpihan pesawat yang terbawa arus laut.

"Kami akan tambah beberapa kekuatan kapal yang akan mengitari lokasi-lokasi yang diperkirakan hanyutnya barang, serpihan-serpihan, atau bahkan jenazah," lanjut Supriadi.

Sementara terkait puing-puing pesawat Air Asia yang berhasil ditemukan tim gabungan, Supriadi menjelaskan, untuk saat ini puing-puing tersebut masih dikumpulkan di ruang karantina di posko gabungan Pangkalan Bun.

Hingga saat ini sudah ada 16 kali penemuan puing-puing dan serpihan pesawat. Terakhir, pada Jumat (9/1), tim gabungan berhasil mengangkut panel tutup bagasi pesawat. ''Tapi ada banyak puing-puing yang kecil-kecil juga. Nanti KNKT yang akan jelaskan bagian-bagian itu," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement