Sabtu 10 Jan 2015 09:36 WIB

Usai Cium Peti Jenazah Suaminya, Istri Korban Air Asia Pingsan

Tim SAR mengangkut peti jenazah korban pesawat Air Asia Lanud TNI AU Iskandar, Pangkalan Bun, Kalteng, Kamis (8/1).
Foto: Republika/Wihdan H
Tim SAR mengangkut peti jenazah korban pesawat Air Asia Lanud TNI AU Iskandar, Pangkalan Bun, Kalteng, Kamis (8/1).

REPUBLIKA.CO.ID, TULUNGAGUNG -- Winingsih (28), istri korban AirAsia asal Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, mendadak jatuh pingsan saat mencoba mencium peti jenazah suaminya, Marwin Sholeh (50), yang baru tiba di rumah duka di Desa Pucanglaban, Kecamatan Pucanglaban, Jumat (9/1).

Kejadian itu membuat sejumlah kerabat dan warga yang berada di sekitarnya sontak memberikan pertolongan dengan membopong tubuh Winingsih kembali ke dalam kamarnya, agar tidak semakin larut dalam suasana haru.

Tak hanya Winingsih, kesedihan juga tampak dirasakan ketiga anak Marwin Sholeh serta sejumlah kerabat dan tetangga dekat ahli pengobatan alternatif tersebut.

Sembari berdiri bergerombol di sepanjang jalur lintas evakuasi jenazah dari mobil ambulans ke dalam rumah almarhum Marwin, mereka tersedu-sedan saat peti mati berisi jasad korban AirAsia QZ 8501 itu melintas.

"Kami sudah ikhlas menerima kepergian abah," ucap Syaifudin, salah satu juru bicara keluarga almarhum Marwin Sholeh.

Peti mati berisi jenazah almarhum Marwin Sholeh tiba di rumah duka di Dusun Panggungpucung, Desa Pucanglaban, Kecamatan Pucanglaban pada Jumat (9/1) malam sekitar pukul 22.15 WIB.

Kedatangan mereka menggunakan satu unit mobil ambulans dan dikawal satu unit mobil patroli sejak dari RS Bhayangkara Polda Jatim tersebut sempat diwarnai isak tangis kerabat dan warga yang selama ini kenal dekat dengan almarhum.

Marwin menjadi salah satu korban jatuhnya pesawat AirAsia QZ 8501 tujuan Singapura, pada Ahad (28/12). Marwin dikenal sebagai sosok ahli pengobatan alternatif. Kepergiannya ke Singapura saat insiden kecelakaan pesawat terjadi, juga dalam rangka aktivitasnya tersebut di sejumlah negara tujuan TKI.

Marwin memiliki sejumlah biro jasa layanan pengobatan alternatif di Singapura dan Makau. Di lingkungan rumahnya di Kecamatan Pucanglaban, Marwin dikenal sebagai tokoh Nahdlatul Ulama. Ia sempat terjun ke dunia politik dengan mencalonkan diri dalam putaran Pileg 2014 dari Partai Golkar, untuk kursi DPRD Tulungagung.

Namun ia kalah suara, sehingga Marwin memilih kembali fokus menjalankan praktik pelayanan kesehatan alternatif.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement