Jumat 09 Jan 2015 20:53 WIB

Low Cost Carrier Dihapus, Pengusaha Bus Optimistis

Rep: Heri Purwata/ Red: Indah Wulandari
  Suasana penumpang bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) di Terminal Kampung Rambutan, Jakarta Timur, Selasa (16/12).  (Republika/Raisan Al Farisi)
Suasana penumpang bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) di Terminal Kampung Rambutan, Jakarta Timur, Selasa (16/12). (Republika/Raisan Al Farisi)

REPUBLIKA.CO.ID,BANTUL--Rencana pemerintah menghapuskan tiket pesawat murah atau low cost carrier (LCC) disambut antusias oleh perusahaan otobus (PO). Para calon penumpang pesawat yang tidak lagi mendapatkan tiket murah diperkirakan akan beralih menggunakan bus yang nyaman.

"Selama ini moda angkutan darat seperti bus merupakan alternatif ketiga untuk dinaiki penumpang, setelah pesawat dan kereta api," kata pemilik PO GG Transport Hantoro, Jumat (9/1).

Ia memperkirakan, kebijakan pemerintah tersebut akan mendorong calon penumpang pesawat atau wisatawan beralih menggunakan bus. Terutama untuk jarak menengah seperti seperti Yogyakarta - Bali, Yogyakarta - Jakarta ataupun sebaliknya.

Beralihnya penumpang pesawat, kata Hantoro, tidak hanya akan dinikmati pengusaha bus pariwisata, tetapi juga akan dinikmati pengusaha angkutan darat antar kota antar provinsi (AKAP).

Hilangnya tiket pesawat berbiaya murah, ujarnya, akan menggairahkan masyarakat untuk memilih wisata tujuan dalam negeri. Sebab adanya tiket murah, wisatawan lebih suka bertamasya ke luar negeri dibandingkan dalam negeri.

Hantoro mengatakan, kebijakan penghapusan tiket murah penerbangan tidak langsung dapat dirasakan pelaku pariwisata dan pemilik PO. Namun, dampak kebijakan tersebut akan dirasakan kurang lebih lima atau enam bulan mendatang.

"Saat ini paska musim liburan belum terasa. Mungkin pada liburan yang akan datang seperti libur sekolah, libur Idul Fitri  akan dirasakan pengusaha bus," jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement