REPUBLIKA.CO.ID, PANGKALAN BUN-- Sehari sebelum keberangkatan, tim ini telah melakukan simulasi dan berbagai latihan. Bahkan, begitu mendarat di Pangkalam Bun, tim penyelam Basarnas itu langsung mengadakan briefing dengan Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) terkait lokasi black box dan konfigurasi pesawat Boeing.
''Kami sudah sempat melakukan simulasi, termasuk untuk di Boeing 737-400. Setidaknya kami sudah memiliki bayangan dan bisa cepat beradptasi'' kata Komandan Regu (Danru) tim penyelam Basarnas, Ebram Harimurti di Pangkalan Bun, Jumat (9/1).
Nantinya sepuluh orang ini, lanjut Ebram, akan dibagi menjadi dua tim, yang masing-masing memiliki target dan misi tersendiri. Tim pertama akan berusaha mencari black box, sementara tim kedua akan berusaha mengevakuasi jenazah. Mereka pun akan dibawa ke titik operasi dengan menumpang kapal Basarnas, KN Purworejo, dan KRI Banda Aceh.
Tim ini nantinya akan diberi waktu seminggu untuk bisa menyelesaikan misinya. Dalam sehari, maksimal tim ini bisa melakukan empat kali penyelaman. Hal ini merupakan penyesuaian terhadap kondisi kenugaran tim. Namun, mereka bukan satu-satunya tim penyelam yang dimiliki Basarnas.
''Ini tim Alpha dan seminggu kemudian ada gantinya yaitu tim Bravo,'' kata Ebram.
Terkait kemampuan dan kualikasi yang dimiliki timnya, Ebram memyebutkan, hampir semua anggota timnya memiliki kemampuan untuk melakukan penyelaman ke kedalaman. Selain itu ada pula yang memiliki kemampuan khusus yang bisa melakukan penetrasi ke dalam badan atau puing pesawat untuk bisa mengangkut jenazah.
Ebram menambahkan, dalam melaksanakan tugasnya, tim penyelam Basarnas ini juga akan terus berkoordinasi dengan tim penyelam TNI AL, yang sudah terjun lebih dulu. ''Mungkin bentuknya bisa dibagi per wilayah,'' ujar Ebram yang mengaku telah memiliki pengalaman selama 25 tahun sebagai penyelam.